
Gugun Blues Shelter (GBS) meluncurkan album ketujuh diberi judul “Soul Shaker”. Album berisi 10 lagu dengan lirik berbahasa Inggris ini, tidak semata hanya mengusung blues, namun ada pula sentuhan funk, motown, soul blues, heavy rock, dan progresif.
Menurut Bowie, (drummer) album baru ini “lebih sederhana” dibanding album sebelumnya. Bahkan ini merupakan bentuk kompromi antara selera GBS dengan selera pasar, yang tentu saja tanpa meninggalkan ciri khas musik GBS. “Komprominya cukup sulit, bahkan butuh waktu setahun untuk menggarapnya,” ungkap Bowie.
“(Durasi) lagunya enggak lama dan bagan-bagannya seperti pop lah. Cuma, tetap (terdengar sebagai) musik kita,” kata Bowie di Jakarta, dalam jumpa pers untuk peluncuran album ini.
Gugun (vokal dan gitar) menyebut ia mencampur blues dengan inspirasi yang didapatnya dari band rock klasik seperti ACD, Deep Purple, Van Halen, dan Led Zeppelin.” Dicoba di-combine. Jadinya mungkin kayak Van Halen, lebih ke rhythm,” jelas Gugun.
Sementara itu, Jono (bassis) berpendapat, penggunaan Bahasa Inggris dalam album ini, membuat mereka dengan mudah dapat membawa nama Indonesia ke kancah dunia.
GBS berencana akan mengadakan tur lagi di Amerika Serikat, sekaligus untuk mempromosikan album ini “Niatnya sih tahun depan. Sekarang lagi cari agen, tempat untuk main,” kata Gugun.
Walau merilis album di bawah label asing Grooveyard Records, GBS tetap memilih rekaman di Indonesia dan album ini dipegang oleh label Demajors. “Karena biaya produksi di sana mahal, padahal alat-alatnya sama saja,” tutur drummer Bowie
Meskipun sudah berulang ali GBS mengadakan show di luar negeri, band ini memang belum pernah merekam album di studio di luar negeri, kecuali saat tampil langsung di BBC London.
Bowie menilai, rekaman di luar negeri lebih dipengaruhi faktor sumber daya manusia dan gengsi. Namun demikian, ia berpendapat, kemampuan orang Indonesia tidak kalah dengan kualitas orang asing.
Untuk itulah, khusus untuk album baru, mereka menggandeng Indra Q sebagai sound engineer. Pilihan pada Indra Q juga harus mendapat persetujuan dari label kami yang berkantor di Rochester, New York, Amerika Serikat. Kami juga ingin menunjukan di Indonesia ada yang bagus juga,” ujarnya menambahkan.
Gugun, menyebut penjualan album ini di AS album kebanyakan akan dijual dalam bentuk digital.
Sepanjang berdiri sejak tahun 2004, GBS telah merilis lima album di Indonesia, “Get The Bug (2004), “Turn It On” (2007), “Gugun Blues Shelter” (2010), “Satu Untuk Berbagi ” (2011), “Soul Shaker” (2013), dan dua album di Amerika yakni “Far East Blues Experience (2010) dan “Solid Ground “(2011).