
Film “Captain America: Brave New World” (2025) yang tayang di Indonesia mulai 12 Fenruari lalu, menyajikan aksi heroik khas Marvel dengan cara yang terlalu agresif. Bahkan, agresivitas langsung dipertontonkan sejak awal, melalui adegan-adegan Sam Wilson beraksi melawan sederet tokoh antagonis seperti Seth Voelker alias “Sidewinder,” dan Davis Lawfers alias “Copperhead.”
Sayangnya, agresivitas itu tidak didukung dengan pendalaman karakter. Alih-alih menjadi antagonis yang kuat di cerita, Sidewinder dan kawan-kawan hanya dijadikan penghubung ke plot cerita adamantium, logam langka yang menjadi incaran banyak orang.
Motivasi tokoh tersebut untuk mencuri adamantium yang dijelaskan karena uang terlalu sederhana, sehingga kurang memberikan dampak yang mendalam bagi penonton.
Padahal, potensi karakter dari geng kriminal “Serpent Society” itu sebagai penjahat yang menarik cukup besar, jika saja diberi kesempatan untuk berkembang lebih jauh.
Misalnya, alih-alih hanya menjadi “tentara bayaran” yang generik, mereka bisa saja diseting memiliki koneksi pribadi dengan karakter antagonis lain yang diperankan aktor Tim Blake Nelson dalam film “The Incredible Hulk” (2008), Samuel Sterns, sehingga membuat konflik dengan Captain America menjadi lebih mendalam dan menarik. XPOSEINDONSDIA foto : Dokumentasi