“Akhirnya Yeni tak memilih untuk mengerjakan bentuk atau gambaran tertentu untuk ‘mewakilkan’ makna tentang aneka pengalaman hidup yang dijalaninya sebagaimana bisa kita melihat pada karya-karya yang dipamerkan kini,” pungkasnya.
Lukisan Pengalaman Hidup
Pada kesempatan yang sama, Yeni Fatmawati mengatakan prroyek seni di program Magister Seni ITB, berkaitan dengan permasalahan sense, soal bagaimana ia merenungkan perjalanan hidup dirinya.
Karya-karya yang ia ciptakan berkisar pada pengalaman hidup dirinya: mengenai nilai kegembiraan, kebahagiaan, dan pemenuhan yang [ternyata mesti] bercampur dengan fragmen-fragmen kesedihan, duka, dan kehilangan.
“Hidup tak pernah bisa takluk melulu menjadi apa yang diinginkan bagi diri seseorang. Hidup memiliki kuasa, menjelaskan kekuatan atau kekuasaan yang berada ‘di baliknya,’ atau ‘di atasnya,” ujar Wanita pendiri Paptong Artspace itu.
Sebagai seorang praktisi hukum, Yeni tentu juga punya cara khas untuk mengenali masalah kekuatan atau kekuasaan dalam praktek hidup.
Setiap obyek hukum, tentu, berkaitan dengan soal kuasa dan kepentingan.
Namun demikian, sikap yang dijalani Yeni sebagai seniman, tentu saja berbeda dengan caranya dalam menangani masalah hukum.
“Saya menduga, dalam momen-momen tertentu, Yeni(sebagai praktisi hukum) ingin membebaskan dirinya dari pengetahuan dan sikap dirinya untuk ‘memihak’ pada pihak yang masing-masing bersengketa kuasa untuk kepentingan hidup.
Dalam sikapnya sebagai seorang seniman itu lah saya justru memihak pada kuasa hidup itu sendiri, pada pelajaran dan anugerah yang diberikan hidup, yang berada di luarkendali dirinya, di luar kendali setiap orang.”
Yeni menuturkan pemaknaan seni adalah medium demi menggali dan memahami pengalaman hingga sampaikedalaman makna hidup, ekspresi seni juga berkomunikasi pada dunia, mengungkap berbagai hal yang tak tersampaikandalam kata-kata.
“Getaran pada sapuan kuas, jejak-jejak aliran warna, penumpukan maupun persilangan bentuk-bentuk: realistik maupun abstrak, adalah cara menemukan ruang. Aku, kemudian, menciptakan ruangku sendiri dalam kemungkinan-kemungkinan ruang yang kutemukan. Pada ruang pribadikulah, dalam lapisan dan kedalamannya, aku bebas mengekspresikan kegembiraan, kesedihan, dan terutama keindahan hidup: perjalanan hidupku sehari-hari,” jelas Yeni.