Dua anak saya, Zentra Anaqi Trofi (9) dan Zhaisyan Aqani Trofi (6) suka banget dengan drum. Khusus Zentra, dari umur empat tahun dia sudah saya carikan kurus. Tetapi tidak ada yang mau menerima balita untuk belajar. Karena waktu itu, ia belum mengenal not balok. Akhirnya, saya bertemu dengan JDS. Dan Zentra diijinkan ikut Kelas Kids, meski belum tahu not balok.
Di usiaya yang waktu itu baru empat tahun, Zentra masih belum bisa fokus. Lagi asyik main drum, mendadak malah pindah menggambar. Maklum masih anak-anak. Tapi dia sangat suka dengan drum. Apalagi kemudian ketemu Mas Taufan dan banyak cerita tentang drum, dia semakin termotivasi untuk mahir. Dia juga suka lihat program pelajaran drum lewat Youtube.
Sampai hari ini, Zentra sudah lima tahun kurus di JDS. Tidak pernah pindah. Dia sangat menikmati belajar di JDS. Guru-gurunya sangat memotivasi Zentra untuk meningkatkan ketrampilan. Mereka serius di kelas, tetapi bisa sangat bersahabat di luar kelas. Progres Zentra belajar juga saya lihat sangat oke. Saya suka lihat perkembangan Zentra, apalagi di JDS banyak membuat kegiatan dan memberi kesempatan kepada anak didik untuk bisa naik panggung.
Seperti kemarin, Zentra ikut kegiatan International Drum Festival di TIM, Jakarta. Kemudian malam ini dalam rangka ultah JDS, Zentra juga tampil. Semua ini membuat Zentra semangat, dan makin tumbuh keberanian sekaligus kepercayaan dirinya, Zentra bahkan sering tanya, ‘kapan ya saya manggung lagi?’
Jadi dia termotivasi untuk menjadi lebih baik. Pulang sekolah langsung main ke studio Bapaknya untuk main drum.
Melihat minat dan bakatnya, sebagai orag tua, saya hanya mengarahkan. Dan cukup mengejutkan, ketika kemarin, Zentra bilang mau sekolah drum ke Amerika, setelah mendengar cerita Mas Taufan pernah sekolah di sana.
Saya bilang, “Ö…itu nanti, ya. Belajar banyak hal dulu di Indonesia. Belajar bahasa Inggris, misalnya, baru nanti bisa sekolah di Amerika!”
Keterbukaan pikiran Zendra untuk mau sekolah drum ke Amerika, cukup mengejutkan saya. Ini juga menjadi bagian dari progress positif dia belajar di JDS. Ia menjadi lebih berani dan lebih percaya diri, bukan semata-mata hanya bisa memukul drum.” XPOSEINDONESIA Foto : Dokumentasi Pribadi dan Muhamad Ihsan