Lebih dari setengah populasi dunia dipengaruhi berbagai bentuk kekurangan gizi mikro maupun konsumsi yang berlebihan. Kenyataan ini pernah disebutkan Jose Grazia da Silva, Direktur Jendral FAO PBB (Organisasi Pangan dan Pertanian).
Di Indonesia sendiri, standar kehidupan kita sebetulnya sudah meningkat, Namun menurut riset kesehatan nasional, masih dijumpai berbagai bentuk kekurangan gizi pada anak. Misalnya, 37,2 persen balita dinyatakan pendek, 12,1 persen kurus dan 19,6 persen kurang gizi.
Dengan melihat kondisi itu, Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI dengan dukungan dana bantuan dari Pemerintah Kerajaan Belanda membuat kegiatan yang difokuskan pada upaya peningkatan gizi ibu, bayi dan anak di Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini sekaligus mendukung Gerakan 1000 HPK (Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan).
Dalam Diseminasi Informasi Program yang diselenggarakan di JS Luwansa Hotel, Jakarta 14 Juli, hadir Duta Besar Kerajaaan Belanda, Mr. Tjeerd de Zwaan. Dalam pidatonya, ia menyebut, “Senang mendapat dukungan kerjasama GAIN dan Kementrian Kesehatan. Kami berharap ada kemajuan peningkatan status gizi balita di Indonesia.”
Nathalie (Head of Economic Corporation dari Kedutaan Belanda) dalam press conference acara ini, menyebut pemerintahnya mensupport dana sebesar US$ 3 juta untuk penyelenggaran kegiatan ini sepanjang tiga tahun (2014-2016).
Sementara itu, Ravi Menon selaku Country Manager GAIN Indonesia mengatakan, kegiatan ini dibuat untuk beberapa hal, antara lain; peningkatan akses dan ketersediaan produk gizi yang berkualitas untuk anak dan ibu, kampanye perubahan perilaku dalam prakter pemberian ASI dan pemberian makanan pada bayi dan anak, aktivitas masyarakat maupun konseling individu, penguatan sistem kesehatan untuk layanan gizi ibu hamil serta anak, perbaikan akses untuk air minum melalui sistem penyaringan air minum berkualitas tinggi, serta intervensi kesehatan dan kebersihan lainnya.