Rabu, Juli 9, 2025

Kementerian Pariwisata Dorong Toba Raih Kembali Green Card UNESCO

Kementerian Pariwisata menunjukkan komitmen dalam mendukung Kaldera Toba kembali meraih green card dari UNESCO lewat gelaran The 1st International Conference: Geotourism Destination Toba Caldera UNESCO Global Geopark 2025 di Parapat, Sumatra Utara.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyebut Kaldera Toba sebagai simbol keharmonisan antara alam, budaya, dan ilmu pengetahuan.

“Geopark Kaldera Toba merupakan wujud nyata visi pariwisata Indonesia: menghadirkan keharmonisan antara alam, budaya, dan ilmu pengetahuan,” ujarnya.

Letusan besar 7.400 tahun lalu membentuk lanskap Danau Toba seluas 7.000 km², yang kini menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati dan budaya Batak. Menurut Menpar, status geopark memberi ruang bagi perlindungan, edukasi, dan pembangunan berkelanjutan.

“Geowisata mendorong inovasi lokal tanpa mengorbankan nilai alam maupun budaya,” lanjutnya.

Ia juga mendorong penyediaan papan informasi geosite agar wisatawan memahami sejarah dan keunikan geologi Toba.

Gubernur Sumatra Utara, Bobby Nasution, menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengelola potensi alam dan budaya untuk kesejahteraan masyarakat.

“Apa yang Tuhan berikan bukan hanya untuk dilihat, tapi juga diwariskan dan dimanfaatkan,” ujarnya.

Selain membuka konferensi, Menpar Widiyanti mengunjungi beberapa titik penting di kawasan Toba seperti Pusat Informasi Geopark Parapat, The Kaldera Toba, Geosite Huta Ginjang, dan Desa Wisata Pearung.

Kementerian Pariwisata berkomitmen mendukung Kaldera Toba meraih kembali green card UNESCO melalui konferensi internasional The 1st International Conference: Geotourism Destination Toba Caldera UNESCO Global Geopark 2025 di Parapat, Sumatra Utara.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyatakan, keberadaan Geopark Kaldera Toba menunjukkan bahwa pariwisata Indonesia menjaga keseimbangan antara alam, budaya, dan ilmu pengetahuan.

“Geopark Kaldera Toba merupakan wujud nyata visi pariwisata Indonesia. Sebuah destinasi yang menghadirkan keharmonisan antara alam, budaya, dan ilmu pengetahuan,” ujarnya saat membuka konferensi.

Ia menambahkan, keindahan alam Indonesia bukan hanya dari laut, tetapi juga lanskap darat seperti Danau Toba, hasil aktivitas tektonik di Cincin Api Pasifik.

“Status geopark bukan hanya sebagai bentuk perlindungan, tetapi juga sebagai peluang untuk membuka ruang pembelajaran dan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.”

Danau Toba, hasil letusan besar 7.400 tahun lalu, membentuk kaldera seluas lebih dari 7.000 km² dan menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati dan budaya Batak.

“Inilah contoh sempurna tentang bagaimana visi geopark hidup yakni menghubungkan ilmu pengetahuan, warisan budaya, dan kemanusiaan.”

Dengan potensi strategisnya, Toba masuk Destinasi Super Prioritas (DSP) dan program RPJMN 2025–2029, dengan target pertumbuhan ekonomi Sumatra hingga 7,2% pada 2029.

Menteri Pariwisata menekankan pentingnya tiga pilar geopark global: perlindungan, edukasi, dan pengembangan berkelanjutan.

“Pengembangan berkelanjutan terjadi ketika rasa bangga dan kesadaran tumbuh. Melalui geowisata, kita dapat mendorong inovasi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan membuka peluang ekonomi baru, tanpa mengorbankan nilai alam maupun budaya.”

Ia menilai pengembangan pariwisata harus selaras dengan pengetahuan dan narasi lokal.

“Tetapi juga memerlukan harmoni dengan pengetahuan, diperkaya oleh narasi, dan digerakkan oleh inovasi. Forum seperti ini sangat penting untuk ruang di mana ide tumbuh menjadi aksi.”

Sebagai bentuk konkret pengembangan, ia mendorong penyediaan papan informasi di geosite-geosite kawasan Danau Toba.

“Sehingga nanti turis yang datang itu bisa mengerti tentang geosite-geosite ini dan memperoleh ilmu mulai terjadinya kawah dan jenis bebatuan yang ada di sini.”

Gubernur Sumatra Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution, menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pemangku kepentingan.

“Apa yang Tuhan berikan kepada kita hari ini bukan hanya menjadi pandangan indah yang bisa dinikmati oleh mata tapi juga bisa kita gunakan untuk menulis dan berpikir, menceritakan kembali tentang kebudayaan kita… agar bisa mendatangkan manfaat ekonomi hingga mampu menyejahterakan masyarakat yang ada di sekitarnya.”

Dalam kunjungan tersebut, Menteri turut didampingi pejabat Kementerian Pariwisata dan menghadiri sejumlah lokasi penting, seperti Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba Parapat, The Kaldera Toba, Geosite Huta Ginjang, dan Desa Wisata Pearung di Humbang Hasundutan. XPOSEINDONESIA Foto : Dokumentasi Biro Humas KemenPar

menteri pariwisata widiyanti putri wardhana memberi sambutan
menteri pariwisata widiyanti putri wardhana memberi sambutan
menpar widiyanti mengunjungi beberapa titik penting di kawasan toba
menpar widiyanti mengunjungi beberapa titik penting di kawasan toba
kaldera toba sebagai simbol keharmonisan antara alam, budaya, dan ilmu pengetahuan
kaldera toba sebagai simbol keharmonisan antara alam, budaya, dan ilmu pengetahuan
the 1st international conference geotourism destination toba caldera unesco global geopark 2025” di hotel khas parapat, simalungun, sumatra utara,
the 1st international conference geotourism destination toba caldera unesco global geopark 2025” di hotel khas parapat, simalungun, sumatra utara,
menteri pariwisata widiyanti putri wardhana
menteri pariwisata widiyanti putri wardhana

Must Read

Related Articles