Jumat, April 18, 2025

Film “Mangku Pocong” Kisah Horor Mistis Dibungkus Drama Keluarga Jawa

Kisah dalam film “Mangku Pocong”  ini diinspirasi dari kejadian nyata yang beredar di masyarakat Jawa Tengah — tentang warung makan yang konon menggunakan ilmu hitam atau pesugihan untuk penglaris.

Salah satu kejanggalannya: rasa makanan berbeda jika dibawa pulang. Cerita-cerita seperti inilah yang membentuk pondasi naskah “Mangku Pocong”.

Sutradara Chiska Doppert menyajikan horor lokal dengan pendekatan emosional: bukan cuma tentang setan, tapi juga tentang ikatan keluarga, warisan, dan kutukan yang tak bisa begitu saja ditinggalkan.

“Ini kisah nyata, saya tidak akan sebutkan tempatnya secara persis, tapi ini terjadi di Tegal, Jawa Tengah,” kata Chiska Doppert, usai press screening film ini di  Citra Xperience XXI, Kemayoran Jakarta Pusat (17/4).

Horor dan Teror Pocong

Cerita dimulai saat Hendri (Jevan Nathanio) dan Nurul (Ajeng Fauzia) kembali ke kampung halaman karena mendapat kabar bahwa ayah mereka, Mardi (Indra Pacique), sedang sakit keras. Matanya terbelalak dan kulitnya menghitam.

Namun, yang mereka temukan jauh dari biasa. Nurul dan ibunya menjadi saksi langsung peristiwa menggemparkan — Mardi yang sedang terbaring sakit menunggu ajal mendadak terangkat ke langit-langit rumah dan tubuhnya terbakar, seperti direnggut oleh kekuatan tak kasat mata.

Belum lagi, Nurul juga ikut diganggu baik ketika sedang mengaca di cermin, maupun dalam keadaan tidur.

Peristiwa ini memperkuat keyakinan bahwa ada sesuatu yang aneh dalam keluarga ini. Belakangan terkuak rahasia bahwa bisnis rumah makan keluarga mereka terikat oleh perjanjian gaib dengan sosok pocong.

Alih-alih  Hendri dan Nurul bisa meninggalkan semuanya, keluarga besar almarhum ayahnya justru menyebut wajib meneruskan usaha rumah makan tersebut, karena sudah ada perjanjian turun-temurun dengan pocong.

Jika dihentikan, maka konsekuensinya bukan cuma usaha yang runtuh, tapi juga nyawa yang jadi taruhan. Dan Hendri atau Nurul yang merupakan keturunan Mardi wajib menjadi target tumbal dari  perjanjian tersebut.

Sisi Gelap Pesugihan

FilmMangku Pocong” bukan sekadar film setan. Ia menyentuh sisi  gelap lain. Yakni tentang pesugihan warisan budaya dan pilihan hidup yang harus dibayar mahal.

Atmosfer film ini dibangun cukup solid — dari setting rumah  lama yang berumur ratusan tahun dan terkesan angker, scoring, sinematografi, sampai efek supernatural seperti adegan Mardi yang terbakar di langit-langit,  kemudian juga tangan-tangan pocong keluar dari dinding rumah  semuanya meninggalkan kesan mengerikan.

Ikut membintangii film ini antara lain Wanda Hamidah (istri Mardi),  Monique Henry (Nyi Sukma), Aldo Irawan (Kliwon), Arthur Tobing (Mbah Mulyo) Iqbal Perdana (Kelik), Yan Patroman (Prapto), Samuel Rizal (Yahya)

Yang unik, Samuel Rizal yang non muslim diberi peran sebagai tokoh yang bisa mengusir para pocong dengan ayat-ayat Quran.

“Saya perlu ngapalin Ayat Kursi sampai 3 hari 3 malam. Kan saya nol banget dengan ayat itu, Tapi sebagai aktor kan harus bisa memainkannya. Untung syuting di Tegal, perjalanan 6 jam, lumayan (ada waktu) untuk menghapalnya. Tapi begitu take,   sutradara bilang ayat kursinya cuma dibaca bagian ujungnya aja!” ungkap Samuel Rizal.

Nah, bagaimana keseruan film Mangku Pocong?  Simak di bioskop mulai 24 April 2025. XPOSEINDONESIA/NS Foto: Dudut Suhendra Putra

jajaran pemain dan sutradara filim mangku pocong
jajaran pemain dan sutradara filim mangku pocong
samuel rizal
Samuel Rizal

Must Read

Related Articles