Minggu, Juli 27, 2025

BRI Jazz Gunung Series 2 – Bromo 2025: Festival Musik, Edukasi, dan UMKM yang Kian Mengakar

Perhelatan BRI Jazz Gunung Series 2 – Bromo 2025 kembali mengukuhkan diri sebagai festival musik yang tak hanya menonjolkan estetika artistik, tetapi juga memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas, pelaku UMKM, hingga lembaga keuangan seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dengan latar alam pegunungan Bromo yang magis, festival ini menghadirkan semangat regenerasi musisi jazz, penguatan ekonomi lokal, dan inovasi digital yang mendekatkan generasi muda kepada budaya dan musik.

Menurut Sigit Pramono, penggagas Jazz Gunung, tahun ini festival menghadirkan format yang lebih panjang dari biasanya, melibatkan lebih banyak komunitas dan musisi muda. Salah satu inisiatif utamanya adalah kehadiran Bromo Jazz Camp, program pelatihan intensif selama satu minggu penuh bagi musisi muda yang ingin mendalami dunia jazz. “Ini bentuk ikhtiar kami menyiapkan regenerasi musisi jazz tanah air,” ungkap Sigit.

Jazz Gunung juga memberi ruang tampil bagi kelompok musik baru dari berbagai kota, termasuk anak-anak usia sekolah dasar melalui pertunjukan teater boneka berbasis edukasi. Sejak awal, festival ini memang tidak hanya menampilkan musik, tetapi juga membawa filosofi untuk mensyukuri alam dan memperkuat nilai-nilai seni.

Keseimbangan Musisi, Kolaborasi, dan Dukungan UMKM

Dalam Media Gathering yang digelar di sela rangkaian BRI Jazz Gunung Series 2 – Bromo 2025, Bagas Indyatmono selaku Direktur Jazz Gunung menanggapi isu yang sempat ramai di media sosial tentang kehadiran musisi non-jazz dalam festival jazz. Ia menjelaskan bahwa Jazz Gunung memang tak pernah mengklaim 100% sebagai festival jazz murni.

Root kita itu di etno-jazz—menggabungkan unsur etnik, tradisi, dan jazz. Walaupun ada bintang pop-nya, itu kita proporsional. Komposisinya harus seimbang, kita jaga agar tetap lebih dominan musisi jazz,” ujar Bagas. Ia menambahkan bahwa festival ini membangun ekosistem jazz tidak hanya dari sisi festival saja, tapi juga melalui program berkelanjutan seperti Jazz Camp.

Dewa Budjana, yang turut hadir dalam konferensi pers di Ruang Papua Jiwa Jawa Resort Bromo, membagikan pengalamannya saat tampil bersama Gigi di masa lalu. Waktu main sama Gigi juga karena temanya Jazz Bromo, kita rombak semua aransemen. Jadi, ya gak tahu teman-teman anggapnya jazz atau gak, tapi kita rombak semua aransemennya,” ujarnya.

Sementara itu, Wahyu Ningtyas Kurniawati dari BRI menegaskan komitmen bank tersebut dalam mendukung UMKM lokal lewat solusi digital. “Kami hadirkan QRIS dan BRImo sebagai kemudahan transaksi. Bahkan pembelian tiket BRI Jazz Gunung pun bisa melalui BRImo, jelasnya.

Lebih dari 20 UMKM lokal dilibatkan, mulai dari penjual kopi, batik, hingga kerajinan tangan khas daerah. Sinergi ini membuka peluang bagi pelaku usaha lokal untuk menjangkau audiens yang lebih luas, termasuk wisatawan mancanegara.

Pressconf BRI Jazz Gunung Series 2
Pressconf BRI Jazz Gunung Series 2

Penampilan Musisi, Format Festival, dan Masa Depan Jazz Gunung

BRI Jazz Gunung Series 2 – Bromo 2025 menampilkan sejumlah musisi ternama. Bintang Indrianto tampil dengan konsep fusion yang atmosferiknya selaras dengan nuansa pegunungan. Sementara proyek musik Lorjhu dari Madura—yang digawangi oleh Badrus Jeman—menghadirkan warna lokal yang kuat. “Kami ingin Madura juga punya tempat di industri musik nasional,” ujarnya.

Gitaris legendaris Dewa Budjana kembali tampil secara personal setelah beberapa tahun dan menyebut panggung terbuka Jazz Gunung sebagai ruang yang memunculkan energi kreatif luar biasa. “Alam di sini luar biasa. Ia menjadi bagian dari musik yang kami mainkan,” ucapnya.

Tahun ini, Jazz Gunung digelar dalam dua seri. Series 1 ditutup oleh RAN, sementara Series 2 pada 26 Juli ditutup oleh penampilan emosional dari Sal Priadi.

Sebagai bagian dari pengembangan ke depan, penyelenggara juga tengah menyiapkan konsep bundling antara festival dan paket wisata. Kami ingin pengunjung tak hanya menonton konser, tapi juga menikmati kekayaan alam dan budaya lokal,” jelas Sigit.

Meskipun dihadapkan dengan tantangan daya beli masyarakat yang menurun, BRI Jazz Gunung tetap menunjukkan daya tahan dan daya tarik tinggi. Dengan dukungan sponsor utama seperti BRI, serta media dan lembaga lain, festival ini terus tumbuh menjadi platform budaya yang relevan dan berdampak secara berkelanjutan. XPOSEINDONESIA/IHSAN

Must Read

Related Articles