Majalah Weverse, komponen platform Weverse yang dimiliki oleh Hybe Corporation, pada 24 Mei, merilis artikel yang menampilkan sukses Morgan Wallen. Tulisan Majalah Weverse itu terkesan meremehkan pecapaian Jimin dan Suga
Morgan Cole Wallen adalah penyanyi sekaligus penulis lagu Country America yang dinilai Majalah Weverse sedang dalam perjalanannya menjadi bintang.
Tulisan tentang Morgan Wallen itu menimbulkan kontroversi karena apa yang dianggap telah menghapus sejak Morgan Wallen yang pernah memberi pernyataan keras sekaligus rasis beberapa waktu lalu.
Wallen sebelumnya pernah mengeluarkan pernyataan hinaan rasial, mencemooh protokol COVID, dan terlibat dalam beberapa skandal kontroversial, baru-baru ini mendadak top kariernya karena dukungan dari kalangan sayap kanan Amerika.
Majalah Weverse, bagaimanapun, memang menyebut masa itu sebagai “periode keras” dan lebih menyoroti bagaimana musik Wallen menemukan peningkatan pendengar di antara mereka yang telah lelah dengan “cancel culture”
Cancel culture sendiri mengacu pada penarikan dukungan massal dari publik figur atau selebritas karena pernah membuat pernyataan heboh dan melakukan hal-hal yang tidak diterima secara social.
Kritik keras dari ARMY muncul ketika artikel tersebut tampaknya merusak pencapaian artis Korea, yang terus menerus menghadapi prasangka rasial di industri musik AS.
Majalah itu menulis, “TWICE, Agust D, SEVENTEEN dan LE SSERAFIM semuanya berebut tempat pertama tetapi tidak ada yang mampu menjatuhkan One Thing at a Time dari tumpuannya.”
Mereka juga menyebutkan, “Setidaknya Miley Cyrus, SZA dan Jimin memiliki sebagian keberhasilan dalam memecah dominasinya di Hot 100. Namun, bahkan mereka tidak dapat menggagalkan kesuksesan single utama album yang tak terbendung, namun hanya bertahan sesaat.
Meskipun mengalami rasisme dan kemunduran industri, Jimin pernah mencapai posisi teratas Billboard Hot 100 dengan lagu Korea, tanpa dukungan radio dan tanpa payola (pay for play yakni praktik illegal membayar radio untuk memutarkan lagu)