
Perajin membatik di Giriloyo, Imogiri Timur, Bantul, Yogyakarta, Selasa (11/1/2016). Menghadapi pasar bebas Asean batik masih dapat diandalkan karena Negara-negara maju cenderung menggunakan produk batik. XPOSEINDONESIA/Dudut Suhendra Putra. 
Seorang perajin membatik di Giriloyo, Imogiri Timur, Bantul, Yogyakarta, Selasa (11/1/2016). Menghadapi pasar bebas Asean batik masih dapat diandalkan karena Negara-negara maju cenderung menggunakan produk batik. XPOSEINDONESIA/Dudut Suhendra Putra. 
Seorang pengunjung memotret hasil batik di Giriloyo, Imogiri Timur, Bantul, Yogyakarta, Selasa (11/1/2016). Menghadapi pasar bebas Asean batik masih dapat diandalkan karena Negara-negara maju cenderung menggunakan produk batik. XPOSEINDONESIA/Dudut Suhendra Putra. 
Seorang pekerja menjemur batik usai pewarnaan dan proses pencucian di batik Giriloyo, Imogiri Timur, Bantul, Yogyakarta, Selasa (11/1/2016). Menghadapi pasar bebas Asean batik masih dapat diandalkan karena Negara-negara maju cenderung menggunakan produk batik. XPOSEINDONESIA/Dudut Suhendra Putra 
Seorang pekerja melakukan pewarnaan dan proses pencucian di batik Giriloyo, Imogiri Timur, Bantul, Yogyakarta, Selasa (11/1/2016). Menghadapi pasar bebas Asean batik masih dapat diandalkan karena Negara-negara maju cenderung menggunakan produk batik. XPOSEINDONESIA/Dudut Suhendra Putra. 
Seorang perajin membatik di Giriloyo, Imogiri Timur, Bantul, Yogyakarta, Selasa (11/1/2016). Menghadapi pasar bebas Asean batik masih dapat diandalkan karena Negara-negara maju cenderung menggunakan produk batik. XPOSEINDONESIA/Dudut Suhendra Putra. 
Batik asli sentuhan tangan pengrajin Indonesia bernilai seni tinggi sehingga memiliki daya saing yang tidak dapat disamakan dengan produk kerajinan batik dari Tiongkok. XPOSEINDONESIA/Dudut Suhendra Putra.

