
Film Indonesia semakin dikenal di mancanegara. Kabar baik ini datang dari Festival Film Internasional Rotterdam (IFFR) yang akan digelar mulai 30 Januari hingga 9 Februari di Rotterdam, Belanda.
Mereka mengumumkan festival edisi ke-54 akan ditutup dengan epos sejarah “Perang Kota” (berjudul Bahasa Inggris “This City is a Battlefield”) karya sutradara dan penulis skenario Mouly Surya. Proyek ini merupakan adaptasi dari novel karya Mochtar Lubis berjudul “Jalan Tak Ada Ujung”, sebuah evolusi artistik Mouly Surya dan peralihannya kepada penceritaan sejarah yang ambisius.
Dibintangi oleh Chicco Jerikho, Ariel Tatum, dan Jerome Kurnia, kisah “Perang Kota” berlatar revolusi kemerdekaan Indonesia circa 1946, menjadi gambaran kondisi Jakarta di era kolonial. Sebagai film pembuka festival ada “Fabula”, karya sineas Belanda Michiel ten Horn.
Vanja Kaludjercic, Direktur Festival IFFR, dalam pernyataan tertulis menyatakan: “Dengan film Pembukaan dan Penutup tahun ini, kami merayakan dua pembuat film yang masing-masing membawa pendekatan khas mereka dalam penceritaan, dan menunjukkan keluwesan mereka bergerak antara ranah populer dan personal.”
Menurutnya Michiel ten Horn adalah sineas Belanda yang sudah diakui reputasinya. Sedangkan Mouly Surya adalah sutradara yang piawai, dan kepiawaiannya menjadikan “Perang Kota” sebagai sebuah masterclass dalam pembuatan film. “Film ini adalah eksplorasi anti perang yang menarik dan diceritakan dengan presisi, dan sebagai sebuah ko-produksi Indonesia Belanda, resonansi budaya film ini menjadi amat dalam.”
Mouly sendiri berkomentar, “Film ini mencerminkan interpretasi saya atas memori bersama negara kita dengan Belanda, secara adegan, dialog, kultur pada saat itu sangat lekat pada memori tersebut. Semacam berbagi DNA yang bisa punya arti yang juga dalam buat penonton di Belanda, tidak hanya penonton Indonesia.”
Mouly Surya dikenal dari film-filmnya yang bertokoh utama perempuan, seperti “Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak” dan, yang terbaru, “Trigger Warning” produksi Netflix AS yang dibintangi oleh bintang Hollywood Jessica Alba.
Film ini diproduksi oleh Cinesurya, Starvision, dan Kaninga Pictures, dengan produser Rama Adi, Chand Parwez Servia, Fauzan Zidni dan Tutut Kolopaking. Proyek ini merupakan ko produksi antara Indonesia, Belanda, Singapura, Prancis, Norwegia, Filipina, dan Kamboja.
“Perang Kota” menerima dukungan dari berbagai negara, dari Pemerintah Indonesia ada Dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional Bidang Perfilman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kemudian berturut-turut pendanaan diterima dari Belanda, Hubert Bals Fund: In-development, NFF+HBF: Co-production Scheme, serta Dutch Post Production Awards yang dikelola Netherlands Post Production Alliance, melalui ko-produser Volya Films. Dari Singapura, pendanaan Long Form Content Grant – Southeast Asia Co Production di bawah Singapore Film Commission melalui ko-produser Giraffe Pictures. Dari Prancis, pendanaan Aide aux cinémas du monde yang dikelola CNC dan Institut français melalui ko-produser Shasha & Co. Production.
Kemudian dari Norwegia, pendanaan Sørfond di bawah Kementerian Luar Negeri Norwegia melalui ko-produser DUOFilm AS. Dari Filipina, pendanaan ASEAN Co-Production Fund yang dikelola Film Development Council of the Philippines, melalui ko-produser Epicmedia. Selanjutnya juga dukungan oleh Purin Pictures dan Program Locarno Open Doors dari Locarno Film Festival. XPOSEINDONESIA/BAT Foto : Dokumentasi