Senin, Maret 31, 2025

Layu Sebelum Tanak, Nasib Sarung Ketupat Jelang Hari Raya

Nanang (27 tahun) Asal Serang Banten, sudah beberapa tahun terakhir ini  berdagang  sarung ketupat. Dalam sepekan sebelum hari Raya Id Fitri 1446 H, biasanya  dari dini hari ia turun ke Jakarta, tepatnya ke Pasar Pal Merah membawa  daun-daun kelapa.

Dengan keahlian tangannya, ia merangkai daun kelapa menjadi  sarung ketupat, untuk dijual per sepuluh sarung dihargai Rp 10.000,-.

Tahun ini, dibanding tahun sebelumnya, Nanang mengaku  kurang beruntung. Sarung ketupat yang dirangkainya, pada Minggu pagi 30 Maret 2025, masih banyak tersisa belum disentuh pembeli. Bahkann ratusan jumlahnya.

“Padahal, sekarang baru pukul 08.00 pagi, Pembeli malah belum  ada yang mampir dari tadi. Kelihatannya, mereka sudah membeli daun ketupat di hari Jumat dan Sabtu,” kata Nanang.

Kebetulan penentuan 1 Syawal 1446 H oleh Pemerintah baru dilakukan pada Sabtu malam.

“Biasanya, Ibu-Ibu sudah  beli stock  sarung ketupat dari sebelum pengumuman pemerintah soal penetapan hari Idu Fitri,” ungkap Nanang

Efek dari minimnya pembeli membuat sarung ketupat  kreasi Nanang hanya terongok, mulai terlihat  layu tertimpa sinar matahari pagi.

Nanti,  kalau tidak laku, sarung ketupat ini dibawa pulang lagi  ke Serang?

“Ya nggak lah, langsung dimasukin  aja ke tong sampah aja,” katanya dengan nada datar. XPOSEINDONESIA/NS Laporan dan Foto : Dudut Suhendra Putra.

teman dan kerabat dikerahkan untuk membuat sarung ketupat
teman dan kerabat dikerahkan untuk membuat sarung ketupat
sarung ketupat menunggu pembeli
sarung ketupat menunggu pembeli
kelelahan di tengah tumpukann daun kelapa
kelelahan di tengah tumpukann daun kelapa

Must Read

Related Articles