
Nanang (27 tahun) Asal Serang Banten, sudah beberapa tahun terakhir ini berdagang sarung ketupat. Dalam sepekan sebelum hari Raya Id Fitri 1446 H, biasanya dari dini hari ia turun ke Jakarta, tepatnya ke Pasar Pal Merah membawa daun-daun kelapa.
Dengan keahlian tangannya, ia merangkai daun kelapa menjadi sarung ketupat, untuk dijual per sepuluh sarung dihargai Rp 10.000,-.
Tahun ini, dibanding tahun sebelumnya, Nanang mengaku kurang beruntung. Sarung ketupat yang dirangkainya, pada Minggu pagi 30 Maret 2025, masih banyak tersisa belum disentuh pembeli. Bahkann ratusan jumlahnya.
“Padahal, sekarang baru pukul 08.00 pagi, Pembeli malah belum ada yang mampir dari tadi. Kelihatannya, mereka sudah membeli daun ketupat di hari Jumat dan Sabtu,” kata Nanang.
Kebetulan penentuan 1 Syawal 1446 H oleh Pemerintah baru dilakukan pada Sabtu malam.
“Biasanya, Ibu-Ibu sudah beli stock sarung ketupat dari sebelum pengumuman pemerintah soal penetapan hari Idu Fitri,” ungkap Nanang
Efek dari minimnya pembeli membuat sarung ketupat kreasi Nanang hanya terongok, mulai terlihat layu tertimpa sinar matahari pagi.
Nanti, kalau tidak laku, sarung ketupat ini dibawa pulang lagi ke Serang?
“Ya nggak lah, langsung dimasukin aja ke tong sampah aja,” katanya dengan nada datar. XPOSEINDONESIA/NS Laporan dan Foto : Dudut Suhendra Putra.