Nasi Tempong dari Banyuwangi, Nasi Pedas yang Menampar

- Advertisement -
- Advertisement -

“Kunci dari kesegaran sambal ini memang yang dibuat baru, saat pelanggan datang. Sehingga rasanya akan selalu segar,” ujar Towi, selaku pengelola rumah makan Sego Tempong Mbok Wah. 

Adik dari Mbok Wah ini mengatakan, awalnya menu ini menjadi andalan masyarakat Banyuwangi untuk bekal mereka ke sawah. 

Namun seiring waktu dengan rasanya yang khas dan semakin terbukanya Banyuwangi sebagai destinasi wisata, membuat masakan ini jadi banyak diburu wisatawan. Karena itu kemudian banyak disajikan menu-menu pendukung lainnya. 

- Advertisement -

“Tapi kuncinya semuanya harus selalu segar, bahan-bahannya segar. Makanya kita harus selalu baru, kalau diinapkan rasanya sudah berubah. Kita sesuaikan dengan pengunjung yang datang,” kata Towi. 

Dalam satu hari, Towi mengatakan, warung yang dikelolanya ini bisa menghabiskan lima kilogram cabai rawit untuk sambal. Namun sejak pandemi COVID-19, jumlahnya tidak seperti biasanya karena jumlah pengunjung yang menurun drastis. Bahkan ia harus menutup usahanya dalam waktu yang cukup lama. 

Namun dengan penanganan COVID-19 di Banyuwangi, ia bersyukur karena sudah mulai kembali membuka kembali usahanya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dikatakannya juga melakukan pendampingan dan pengawasan dengan ketat. 

- Advertisement -

“Semua karyawan yang masuk dipastikan kesehatannya, dengan cek suhu tubuh dan menggunakan masker dan pelindung wajah. Tempat cuci tangan dan hand sanitizer juga kami siapkan di setiap area rumah makan,” kata Towi. 

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebelumnya telah membuat timeline tahapan pemulihan untuk sektor pariwisata daerah yang dibagi dalam tiga tahapan. Yakni emergency, recovery, hingga penerapan normal baru. Saat ini Banyuwangi telah memasuki fase pemulihan yang diisi dengan edukasi dan sosialisasi tentang protokol yang akan berlaku di masa “new normal” kepada para stakeholder pariwisata daerah. 

Pemkab Banyuwangi juga telah memberikan pendampingan dan sertifikasi kesehatan termasuk restoran dan warung rakyat. 

“Dengan sertifikasi ini, kami berharap wisatawan yang datang merasa nyaman dan aman menikmati kuliner di warung rakyat,” kata Azwar Anas. 

Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam menyiapkan protokol kenormalan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dengan melibatkan peran aktif seluruh pemangku kepentingan parekraf termasuk masyarakat. 

“Banyuwangi bisa menjadi contoh daerah lain dalam kesiapan menjalankan protokol kesehatan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pesan Presiden harus betul-betul disiapkan sebuah standar yang menjadi kultur kebiasaan baru dan terus disosialisasikan secara masif dan diikuti dengan uji coba serta pengawasan agar betul-betul standar protokol kesehatan dapat dijalankan di lapangan,” kata Wishnutama.  XPOSEINDONESIA Foto : Biro Komunikasi Kemenparekraf

More Picture

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -