Ini terlihat ketika ia meminta YHK untuk membangun perpustakaan nasional yang kemudian diresmikan pada 1989. Kabarnya, perintah ini muncul sehabis beliau menyaksikan pameran surat kabar di Monumen Nasional yang ternyata ruangnya kurang terawat dan pengap.
Ibu Tien juga serius memperhatikan perawatan, penyajian serta pelestarian warisan budaya dalam Museum. Ini bisa ditemui di sejumlah tempat wisata dalam lingkungan TMII yang dilengkapi beragam museum. Mulai dari Museum Iptek, Museum Listrik, Museum Tekstil dan lain-lain.
Hari ini, setelah 51 tahun berkarya, YHK bersama Ibu Tien Soeharto, telah meninggalkan banyak warisan penting di bidang kesehatan, budaya dan pariwisata juga pendidikan untuk negeri ini.
Dalam menjalankan perannya di YHK, Ibu Tien berpikir dengan pola sederhana. Namun, memiliki efek spektakuler untuk perkembangan kehidupan seluruh bangsa Indonesia.
Kini, di tangan kepemimpinan Siti Hardiyanti Rukmana, YHK akan meneruskan ide ide besar sang Ibu dengan semangat sama. “Berbagai sumbangsih Yayasan ini, pada gilirannya kita harapkan turut memberi kontribusi bagi kemajuan bangsa dan Negara. Amiin ya robbal’alamiin,” ucap Tutut menutup pidato. XPOSEINDONESIA/Nini Sunny Foto Eddy Karsito.