Jumat, Februari 21, 2025

Sebelum Wafat, Yanti Berjuang Terbitkan Prangko Chrisye

Kecil Besar

Tengah hari, Sabtu 8 Februari 2020, Sebuah berita duka cita mendadak tersebar via whatsapp group; Yanti Chrisye wafat, pukul 12.00 WIB.  Ia menghembuskan nafas terakhir di tengah acara reuni sekolah SMA-nya di Cipanas. 

Malam harinya  sejumlah  nama top yang berkreasi di dunia musik tampak hadir ke rumah duka dikawasan  Bintaro Sektor 3, Tangerang Selatan.  Ada Erwin Gutawa, Guruh Soekarno Putra,  Addie MS dan Memes, Jay Subijakto,  Armand Maulana dan Dewi Gita, Gusti Hendy, Oleg Sanchabactiar,  Kadri Mohamad,  Ibu Acin  (Indra Wati Wijaya) dan lain-lain

Bahkan ketika esoknya, Minggu, 8 Februari 2020, pukul 09.00 WIB, saat jenazah Yanti dimakamkan satu liang lahad dengan Chrisye sang suami di TPU Jeruk Purut, di tengah ratusan pelayat terlihat sejumlah nama  tenar Indonesia, antara lain  Widyawati, Eros Djarot, Ferry Mursyidan Baldan, Bens Leo, Vino G Bastian, Velove Vexia (kedua nama terakhir ini memerankan Chrisye dan Yanti di film “Chrisye , 2017). 

Kehadiran nama-nama tenar di atas, jelas memperlihatkan Yanti bukan hanya seorang isteri dari musisi terkenal dan melegenda dan sudah wafaf 13 tahun lalu. Sejatinya, Yanti  Noor  atau lebih lengkap Gusti Feroza Damayanti Noor punya peran sangat besar bagi perjalanan Chrisye sepanjang penyanyi legenda itu hidup (16 September 1949 – 30 Maret 2007).Yanti bahkan memperjuangkan hak cipta atas nama suaminya, setelah Chrisye wafat pada 30 Maret 2007. Yanti mengaku mempatenkan nama Chrisye sekaligus mendaftarkan seluruh karya almarhum. 

“Jadi setiap kegiatan yang memakai nama Chrisye, menggunakan karya beliau, harus pamit ke saya,” katanya suatu hari kepada Nini Sunny, ketika Nini mewakili Komunitas Kangen Chrisye  (K2C) berencana meluncurkan Buku Chrisye. 

“Bukan semata-mata soal  harga yang jadi tujuan saya. Paling tidak belajarlah menghargai, biar bagaimanapun sebuah kegiatan dirancang dan dijalankan dengan menjual nama dia,” kata Yanti seperti yang tertulis dalam buku 10 Tahun setelah Chrisye Pergi, yang diproduksi  Ferry Mursyidan Baldan dan K2C, 2017

Sebagai pejuang hak cipta, Yanti pernah bersengketa dengan  Yockie  Suryoprayogo.  Persoalan ini bermula dari laporan dan pengaduan Yockie terhadap Yanti, di mana Yanti dinilai melakukan pelanggaran atas penggunaan lagu karya Yockie dalam “Konser Kidung Abadi (Tribute To Chrisye, 2012). 

“Konser ini dibuat oleh EO dari Kompas dan ditayangkan di Metro TV tanpa ijin pencipta. Damai baru terjadi di rumah Eros Djarot, bulan Juni 2016. Kasus di kepolisian berjalan sepanjang 4 tahun  dengan sangat melelahkan,” ungkap Kadri Mohamad,  lawyer yang ikut menyelesaikan  dan mendamaikan perkara ini.

Meski terus gigih menjalani hidupnya dengan tetap konsisten  memperjuangkan  hak cipta atas nama dan karya suaminya. Yanti sering mengaku kesal,  jika ada event yang mengeskplotasi nama, karya dengan menggunakan foto Chrisye tanpa ijin darinya.  

Akhir tahun 2019,  ketika diinfokan via Instagram, bahwa ada sebuah promosi event menggelar acara mengenang Chrisye, di Grand Indonesia 19 Desember.  Ia membalas pesan di Instagram dengan kalimat;  “udah capek saya Mbak, orang kita susah dididiknya. Mindsetnya orang Indonesia, kalau orang sudah  ga ada, (maka jadi) milik masyarakat. Dan saya harus berjuang sendirian. Ga banyak dukungan untuk kuat secara hukum. Jadi ya capek juga. Belum ada yang ngeh, jadi ga peduli!”

Chrisye Diabadikan Jadi Prangko

Kurang dari sebulan menjelang akhir hayatnya, Yanti punya pekerjaan cukup sibuk, Yakni mengurus penerbitan perangko bergambar Chrisye yang diproduksi Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo).  Pada 9 Maret  2020 bertepatan dengan Hari Musik Indonesia, Kominfo berencana merilis Prangko Seri Artis Musik Indonesia, dengan menampilkan wajah wajah terkenal. Antara lain :Titiek Puspa, Gesang, Gomloh, God Bless, Panbers, Koes Bersaudara dan  alm Chrisye.

Must Read

Related Articles