Rae Sita yang Charming dan Bersahabat itu Sudah Pergi

- Advertisement -
- Advertisement -

Rae Sita wafat! Perempuan berkulit putih, cantik dan selalu ramah ini,  mengembuskan napas terakhir pada  Rabu, 20/5/2015, setelah sebelumnya dirawat karena kanker rahim. Rae  dimakamkan Kamis (21/5) di Karawang.

Rae lahir di Brisbane, Australia, 1 Juni 1945. Ia merupakan  putri pasangan R.M. Wachyo (Jawa Tengah, Wonosobo) dan Jean Duncan (Skotlandia).

Meski  lahir di Australia, Rae besar  dan menjalani pendidikan di Indonesia. Setamat Sekolah Guru Atas (SGA), ia mendaftar ke Jurusan Seni Rupa ITB. Namun karena tidak betah, Rae pindah ke Jurusan Seni Rupa IKIP Jakarta. Belum selesai, Rae pindah ke Jurusan Interior New South Wales University, Sydney, Australia dan mendapatkan gelar sarjana muda.

Ketika di luar negeri, temannya semasa SMP, Oke F. Supit, melamar dan menikahninya. Dari pernikahan ini, mereka mempunyai 3 orang anak, Jenifer Jill Supit, Georgiana Grae Supit, dan Ravelra Ruth Supit.

Rae terjun ke film justru setelah memiliki tiga anak. Ia diajak Ami Priyono, berperan sebagai dosen yang menaruh hati pada mahasiswanya dalam film yang sukses di pasaran, “Cintaku di Kampus Biru (1976). Setelah membintangi puluhan film, Rae memutuskan untuk berhenti. Saat itu dia memilih menekuni pekerjaan barunya, Public Relations Manager Hotel Sahid Jaya pada tahun 1979.

Sepanjang berkarier sebagai aktris, Rae telah menyelesaikan sekitar 26 film pada era 1970-1980-an. Ketika tak lagi aktif  sebagai pemain film, Rae  memilihaktif sebagai anggota Tim Pokja Film Kompetitif, anggota pengajar BP SDM Citra di YPPHUI dan Anggota Lembaga Sensor Film (LSF).

Saat LSF vakum tampuk kepemimpinan, Rae Sita bersuara lantang. Dan mengaku habis kesabaran. Menurutnya, LSF harus segera diselamatkan agar kebocoran pada masa lalu tidak semakin “hancur-hancuran” dan “membikin malu.”

Ketika Anwar Fuady menjabat ketua LSF, Rae tak lagi menjadi anggota karena tak bisa melengkapi berkas akademis. Rae Sita beralasan, semua berkas akademisnya rusak saat rumahnya di Pluit, Jakarta Utara, diterjang banjir, pada 2013.

“Saya dianggap tidak bisa membuktikan, dianggap tidak berpendidikan. Padahal saya mengajar di Sesko TNI di Cilangkap untuk para letnan sampai kolonel. Kok, dibilang enggak berpendidikan ya, saya bingung juga,” katanya dalam sebuah press conference di kantor LSF, Maret lalu.

Meski dalam kondisi sakit dan melakukan kemoteraphi sekitar 54 kali, Rae tak  pernah memperlihatkan dirinya sedang mengalami sakit parah.  Bahkan dalam beberapa acara, Rae masih muncul dengan penuh senyum, dan penampilan charming seperti biasa.

Seperti ketika ia berkunjung ke rumah duka Frans Tumbuan, 25 Maret 2015.  Momen ini terekam lewat akun Path Jane Salimar,  di mana hari itu Jane dan Rae berfoto bersama. Dan Rea memperlihatkan senyum cantik. Senyum yang akan terus dikenang oleh banyak orang yang mencintainya. XPOSEINDONESIA/NS Foto :Dudut Suhendra Putra

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

- Advertisement -