Restu Imansari Kusumaningrum, Dewan Artistik Panggung Maestro Panggung Maestro menyebut panggung ini sebagai penghormatan kepada para seniman yang telah mengalirkan energi seni-budaya yang didapat dari para pendahulu mereka kepada kita generasi berikutnya.
“Energi adalah daya hidup, semacam sukma, yang tidak akan mati. Tapi sukma hanya ada jika raga terjaga. Kami berniat, berjanji, untuk menjadi pewaris aktif dengan memelihara dan memupuk energi itu, hingga akan lahir buah dan biji yang mendorong pertumbuhan budaya seterusnya.””
Sementara Endo Suanda, Dewan Artistik Panggung Maestro menyebut satu hal yang sangat membahagiakan sekaligus mengharukan, manakala di dalam Panggung Maestro kali ini kita mendapat kesempatan bertemu dengan para penari dan penggubah tari yang berusia di atas 70 tahun, bahkan ada yang di atas 90 tahun, tetapi mereka masih tetap berkarya.
“Lama rentang waktu yang mereka jalani dalam berkarya bukan main-main. Konsep wiraga, wirama, serta wirasa sudah jauh mereka lampaui, dan yang mampu ada dan selalu ada adalah “kasunyatan”, yang senantiasa bersemayam di dalam tubuh mereka. Itulah sejatinya sang Maestro!” XPOSEINDONESIA Foto : Gideon Momongan