Sementara itu, Slamet Rahardjo yang tampil setelah itu menambah wawasann peserta diskusi tentang engertian konsep budaya dalamfilm.
Slamet sangat mendukung pola kerja Dion untuk tidak ragu-ragu membuat film dengan latar budaya Indonesia. Meski itu jelas sangat tidak mudah.
Contohnya, Kata Slamet. “Ketika saya harus berperan menjadi Teuku Umar, saya yang orang Jawa medok, harus bisa fasih berbahasa Aceh. Untuk itu saya harus mempelajarinya langsung pada masyarakat dengan tidur di hutan dan bergaul bersama mereka!” ujar Slamet.
Dan Slamet sangat memuji apa yang dilakukan Dion.
“Bagi Dion, ia hanya ingin membuat film yang dekat dengan masyarakatnya. Dan inilah yang membuat film Indonesia bisa jadi tuan rumah di negerinya sendiri.”ungkap Slamet Rahadjo.
Kedekatan budaya dengan si pembuat film itulah yang harus ditonjolkan.
Dan bagi Slamet, para sineas harus bangga dengan film karyanya yang berasal dari keresahan serta sudut pandangnya.
“Itulah yang akan membuat sebuah karya film menjadi menarik dan mudah dimengerti.” XPOSEINDONESIA Foto : Didang Sasmita