64 Tahun Film Nasional – Momentum Kebangkitan Perfilman Indonesia

- Advertisement -
- Advertisement -

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Badan Perfilman Indonesia (BPI) akan menggelar serangkaian kegiatan dalam rangka Peringatan Hari Film Nasional (HFN) ke-64 tahun 2014 ini. Dengan mengusung tema ‘Bangga Film Indonesia’, sejumlah acara siap digelar di sejumlah kota selama seminggu mulai 27 Maret hingga 4 April 2014. Berbagai acarapun siap digelar berupa roadshow, orasi sinema, diskusi film, dan pelatihan dibeberapa tempat di Jakarta, Semarang dan Banjarnegara.

Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers HFN ke-64 tahun 2014 yang dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI), Alex Komang, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kacung Marijan dan Lukman Sardi selaku praktisi perfilman nasional di Balairung Soesilo Soedarman Kamenparekraf kemarin Rabu (26/3/14).

Selanjutnya Menparekraf, Mari Elka Pangestu mengatakan, hari itu harus dijadikan sebagai momentum bagi seluruh insan dan pemangku kepentingan perfilman Indonesia untuk bersama-sama merefleksikan apa yang telah dicapai dalam 64 tahun.

“Ini bukan sekadar perayaan yang dilakukan terus menerus, tapi harus jadi momentum untuk menjadi refleksi apa yang kita telah capai selama 64 tahun. Hari Film Nasional juga harus dijadikan sebagai dasar untuk memperbaiki berbagai aspek dalam perfilman. Dan yang tak kalah penting adalah membangkitkan apresiasi dan kebanggaan penonton terhadap film Indonesia”, tambahnya.

Mari menilai, dari segi kuantitas, film Indonesia telah mengalami banyak kemajuan, terutama di era pascareformasi. Pada tahun 2013 lalu jumlah produksi film layar lebar Indonesia bahkan mencapai 106 judul film. Jumlah itu merupakan yang tertinggi selama ini.

Menurut data Badan Pusat Statistik, bersama video dan fotografi, kontribusi industri film terhadap pembentukan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) juga mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Menurut data, tahun 2013 lalu, bidang usaha industri film, video dan fotografi memberikan kontribusi sebesar Rp 8,4 triliun atau naik sekitar 13,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya sekitar Rp 7,4 triliun.

Dunia perfilman Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dari dulu hingga sekarang. Usmar Ismail selaku Bapak Perfilman Indonesia telah memelopori kebebesan kreativitas lewat film nasional sejak 64 tahun lalu.

Sementara itu Ketua BPI, Alex Komang berpandangan bahwa dengan mengenang dan bangga akan hari film nasional adalah mengenang heroisme, merayakan kebebasan berkreasi dan mengingat betapa pentingnya sebuah integritas.

“Kegiatan ini menjadi momentum untuk semakin mengapresiasi dan mencintai film nasional. Tanpa ada landasan kebanggaan tidak ada dedikasi bekerja. Mari bersama-sama bertekad dengan bangga, dan berjuang dengan apa yang kita yakini. Landasan bangga disini berarti ada kecintaan dan komitmen,” tandasnya/ XPOSE INDONESIA – Dudut Suhendra Putra

Baca Juga :  Sandiaga Uno : Film Buya Hamka Hadirkan Pesan Nasionalisme dalam Berbangsa dan Bernegara

More Pictures

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -spot_img

Related news

- Advertisement -