Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menggelar Jumpa Pers Akhir Tahun 2015 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata Jakarta, Rabu (30/12). Menpar didampingi Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara dan pejabat Eselon 1 di lingkungan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). “Secara garis besar kebijakan dalam mengembangkan pariwisata selama tahun 2015 sudah on the track sehingga target-target yang kami tetapkan telah tercapai,” kata Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, capaian angka sementara jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari hingga Oktober 2015 secara kumulatif sebanyak 8.017.589 wisman. Jumlah tersebut tumbuh 3,38% dibandingkan periode yang sama tahun 2014 sebanyak 7.755.616 wisman.
Diproyeksikan hingga akhir Desember 2015 capaian kunjungan wisman sebesar 10,017 juta wisman atau tumbuh 5,81%, dengan estimasi jumlah kunjungan wisman pada November dan Desember 2015 masing-masing sebesar 800 ribu dan 1,2 juta wisman. Capaian 10,017 juta wisman tersebut melampaui target 2015 yang ditetapkan sebesar 10 juta wisman.
Capaian kunjungan dengan angka estimasi 10,017 juta wisman tersebut menghasilkan devisa sebesar US$ 11,9 miliar atau setara Rp 163 triliun. Dengan capaian itu, rata-rata lama tinggal wisman selama berlibur di Indonesia adalah 8,50 hari dengan pengeluaran sebanyak US$ 1.190/wisman per kunjungan.
Sementara itu, jumlah wisatawan nusantara (wisnus) yang melakukan perjalanan pada Januari hingga Oktober 2015 sebanyak 208 juta perjalanan, dengan estimasi pada November dan Desember masing-masing sebanyak 22,5 juta dan 27,5 juta perjalanan.
Hingga akhir tahun 2015 jumlah wisnus yang melakukan perjalanan sebanyak 255,05 juta atau di atas target yang ditetapkan sebesar 255 juta perjalanan wisnus. Dari jumlah perjalanan wisnus tersebut total uang yang dibelanjakan mencapai Rp 224,68 triliun dengan perhitungan pengeluaran per perjalanan setiap wisnus sebesar Rp 880.925.
Menpar Arief Yahya memaparkan lebih jauh kinerja pariwisata selama 2015 antara lain; kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 4,23% atau melampaui target 4%, sedangkan dalam penyerapan tenaga kerja (langsung, tidak langsung, dan ikutan) sebanyak 12,16 juta atau di atas target 11,3 juta tenaga kerja.
Pertumbuhan pariwisata Indonesia tahun 2015 sebesar 5,81% (masih angka estimasi), menurut Menpar Arief Yahya, jauh lebih baik dibandingkan negara tetangga.
Pariwisata Malaysia pada Januari hingga Juni 2015 justru tumbuh negatif 9,43%, Singapura (Januari-Oktober 2015) negatif 0,09%, dan Vietnam (Januari-November 2015) negatif 1,27%.
Sementara Thailand pada Januari-November 2015 tumbuh 22,34%.“Kita bisa melakukan benchmarking dengan destinasi unggulan negara tetangga dan akan terlihat bahwa potensi pariwisata Indonesia sangat besar, namun belum tergarap secara optimal,” kata Arief Yahya.
Sebagai perbandingan (benchmarking), Phuket di Thailand tahun ini dikunjungi sebanyak 9,5 juta wisman, Penang di Malaysia dikunjungi 5,5 juta wisman, dan Angkor Wat di Kamboja dikunjungi 1,7 juta.
Sementara Indonesia diwakili Bali tahun ini dikunjungi 4 juta wisman, Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko dikunjungi sebanyak 471 ribu wisman dan 5 juta wisnus.
Begini Target Pariwisata 2016
Potensi pariwisata Indonesia bisa dioptimalkan dalam beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, Kemenpar telah menetapkan target untuk tahun 2016 dengan angka-angka yang optimistis yakni; jumlah kunjungan wisman sebesar 12 juta dengan devisa yang dihasilkan diproyeksikan sebesar Rp 172 triliun.
Jumlah perjalanan wisnus tahun 2016 ditetapkan sebanyak 260 juta perjalanan dengan uang yang dibelanjakan diproyeksikan sebesar Rp 223,6 triliun, sedangkan kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional diproyeksikan akan meningkat menjadi 5% dan jumlah lapangan kerja yang diciptakan menjadi 11,7 juta tenaga kerja.
Untuk mendukung target tersebut Kemenpar bersama stakeholder pariwisata telah menyiapkan rencana aksi di antaranya melanjutkan strategi pemasaran dan promosi dengan memfokuskan pada positioning dan memperkuat branding Wonderful Indonesia di negara-negara pasar utama.
Hal ini dilakukan dalam rangka mendapatkan kembali perhatian calon wisman agar Indonesia masuk dalam wish list negara yang akan dikunjungi pada saat mereka berlibur. Untuk itu kampanye komunikasi pemasaran yang masif akan dilakukan ke seluruh dunia melalui saluran media internasional (cetak, elektronik, dan online) maupun media luar ruang (di bus, taksi, MRT, stasiun bus, kereta, pusat perbelanjaan) dengan menampilkan gambar-gambar destinasi wisata Indonesia, serta kegiatan promosi offline dengan mengikuti pameran pariwisata internasional, sales mission, serta fam trip.
Selain kegiatan dalam memperkuat branding Wonderful Indonesia, kegiatan advertising dan selling dengan melibatkan para pelaku bisnis pariwisata akan tetap dilakukan antara lain dengan mengikuti kegiatan pameran pariwisata internasional di mancanegara.
Tahun 2016 Indonesia akan mengikuti kegiatan pameran di antaranya; ITB Berlin, WTM London, WTM Dubai, CTM China, NATAS Singapore, MATTA Malaysia, JATA Jepang, Korea, Australia maupun pameran pariwisata Internasional yang bersifat minat khusus seperti DEMA show, Cruise Shipping, Boot Dusseldorf, GOLF, dan MICE.
Sementara itu untuk memperkenalkan destinasi pariwisata dan paket-paket wisata terbaru dan menarik di Indonesia, Kemenpar juga melakukan misi penjualan (sales mission) ke kota-kota besar di sejumlah negara sebagai sumber wisman utama.
Di antaranya; wilayah Asia Tenggara (Singapura, Kuala Lumpur, Johor, Malaka, Kota Kinabalu, Bangkok, Phuket, HCMC, Manila); wilayah Asia Pasifik (Seoul, Busan, Shanghai, Chengdu, Beijing, Hong Kong, Macau, Guang Zhou, Tokyo, Osaka, Sydney, Melbourne, Adelaide, Brisbane, Perth, Mombay, New Delhi); dan wilayah Eropa, Timteng, Afrika dan Amerika Utara (Amterdam, Paris, Frankfurt, Johannesburg, Dubai, Jeddah, Moskow).
Kegiatan sales mission tersebut dalam rangka meningkatkan penjualan paket-paket wisata serta meningkatkan rasa percaya diri para industri pariwisata nasional karena kehadiran pemerintah bersama-sama para pelaku bisnis akan memberikan kepercayaan yang lebih dari para buyers mancanegara.
Kegiatan lain yang juga strategis adalah menyelenggarakan familiarization trip untuk mengenalkan dan mempromosikan obyek wisata dengan mengundang para pemangku kepentingan pariwisata mancanegara dengan mengunjungi destinasi wisata di seluruh Indonesia dalam rangka seeing is believing.
Mereka di antaranya adalah para tour operator, media cetak/elektronik, penggiat sosial media dan blogger, asosiasi dan orang-orang yang dapat berpengaruh di dalam pengambilan keputusan penyelenggaraan event kegiatan wisata.
Menpar Arief Yahya pada kesempatan itu juga menjelaskan kesiapan pariwisata dalam menyambut diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2016 antara lain dengan mempersiapkan 28 standar usaha pariwisata (7 standar usaha pariwisata sudah ditetapkan dalam Kepmen dan 21 di antaranya masih dalam draft) serta menyiapkan 1.500 auditor standar usaha pariwisata.
Kemenpar memfasilitasi sertifikasi kompetensi tenaga kerja bidang pariwisata serta pendirian 12 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang pariwisata, ”Pariwisata sejak jauh hari telah mempersiapkan diri dalam menghadapi MEA terutama dalam kesiapan sumber daya manusia (SDM). Dari tahun 2007 hingga 2015, Kemenpar telah memberikan 81.627 sertifikasi kompetensi kepada tenaga kerja bidang pariwisata yang bekerja di 12 sub-sektor pariwisata antara lain hotel & restoran, spa, biro perjalanan wisata, tour leader, tata boga, MICE, arung jeram, serta selam,” kata Arief Yahya.
Pada kesempatan itu Menpar juga mengingatkan tahun 2016 akan penuh tantangan di antaranya perlambatan ekonomi global dan dampak dari penurunan harga minyak dunia serta fluktuasi mata uang yang mempengaruhi tingkat kunjungan wisman. Tantangan lain, seperti diisyaratkan Badan Pariwisata Dunia (UNWTO) adalah acaman terorisme dan perubahan iklim global.
“Di dalam negeri, bencana alam seperti erupsi gunung berapi serta asap di tahun 2016 juga akan menjadi perhatian kami,” kata Arief Yahya, seraya menjelaskan musibah erupsi gunung berapi yang bertubi-tubi mulai 22 Juli sampai sekarang yaitu Gunung Raung di Banyuwangi, Gunung Barujari di Lombok, disusul Gunung Bromo di Jawa Timur dan bencana asap di Sumatera dan Kalimantan membawa dampak langsung terhadap kinerja pariwisata.
Kedua kejadian tersebut menyebabkan beberapa bandara seperti Bandara Ngurah Rai Bali, bandara Abdurrahman Saleh di Malang, dan bandara Juanda Surabaya ditutup dalam waktu yang cukup panjang.
Penutupan bandara tersebut, menurut Ketua DPP Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy menyebabkan terjadinya pembatalan banyak kunjungan wisman sehingga Indonesia kehilangan peluang (lost opportunity) 500 ribu hingga satu juta wisman.
Jumpa Pers Akhir Tahun 2015 disemarakkan dengan serangkaian acara, antara lain pameran mini oleh seluruh satuan kerja Kemenpar, apresiasi soft launching Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia, serta pemberian penghargaan kepada para pemenang lomba drone dalam pengambilan gambar terbaik obyek wisata pada destinasi wisata di Tanah Air. XPOSEINDONESIA/Dudut Suhendra Putra