Festival Film Ibarat Vitamin Bagi Sineas 

- Advertisement -

Event festival film semakin hari semakin banyak  diselenggarakan di Indonesia. Banyaknya festival film tersebut disertai dengan keragaman sisi penilaian. Sutradara dan produser khusus film-film horor dan laga, Helfi Kardit, menilai, festival film itu ibarat vitamin bagi para sineas.

Alasannya, mereka akan bersentuhan dengan para sineas dari bagian dunia yang berbeda, dan melihat langsung bagaimana karya mereka diapresiasi oleh penonton dengan latar belakang budaya yang berbeda.

Hal tersebut ditegaskan pemilik rumah produksi Helroad Film, kepada panitia Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) Jumat, 2/6.

- Advertisement -

Helfi adalah salah satu sineas Indonesia yang terus menerus mengikuti berbagai festival film, termasuk sampai ke tingkat internasional.

Film terakhir besutan rumah produksinya, “Menjelang Magrib” atau “Before Night Falls”  untuk judul internasionalnya, November tahun silam  mengikuti kompetisi internasional film khusus untuk  dengan genre horor, Molins Horror Film Festival, di Barcelona, Spanyol.

Walaupun belum menjadi pemenang, Helfi  merasa pengalaman mengikuti festival-festival film sejak 2007,  telah membuka lebar kesempatan bagi rumah produksinya,  untuk membangun jejaring dengan para pelaku industri internasional, khususnya pembeli dan distributor film.

- Advertisement -

Sebelumnya,  pada 25 Mei 2023 lalu sutradara ini menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Sosialisasi Pedoman Penilaian Dewan Juri Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) 2023.

“Melalui festival, kita bisa melakukan riset dan belajar banyak tentang karya-karya yang berkualitas, bagaimana mengelola atau mendapatkan pendanaan, bahkan tentang bagaimana sebenarnya pasar film dunia bergerak,“ kata Helfi waktu itu.

Hal ini, tambahnya, akan memperkuat ekosistem perfilman kita, dan mendorong bertumbuhnya industri film nasional.

Helfi berkata, “Keengganan mengikuti festival dan hanya  berfokus pada keuntungan komersial, merupakan  pola pikir yang seharusnya sudah ditinggalkan oleh para sineas. Kita tidak bisa membendung arus informasi di mana masyarakat sudah dapat menikmati beragam film dari seluruh dunia dengan berbagai cara dan mereka sudah bisa menilai sendiri kualitas film pilihan mereka.”

- Advertisement -

Latest news

- Advertisement -

Related news

- Advertisement -