Rabu, Desember 25, 2024

Diskusi Publik Membahas Peran dan Implementasi Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia

Sesi tanya jawab membawa banyak diskusi menarik, termasuk pertanyaan tentang alasan pemilihan Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia, sementara kota-kota lain dengan tradisi sastra yang kaya seperti Padang Panjang atau Banda Aceh tidak terpilih. Pengelola Graha Bhakti Budaya TIM juga diberi sorotan karena kebijakan sewa yang dianggap terlalu tinggi bagi pelaku sastra lokal.

Laura Prinsloo Bangun merespons kritik tersebut dengan menegaskan bahwa meskipun industri sastra lokal mungkin belum berkembang pesat, status Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia memiliki nilai penting sebagai pegangan untuk memacu perkembangan industri tersebut.

Alex Sihar menambahkan bahwa perlu fokus dari semua pihak untuk memasukkan aspek kebudayaan, sastra, dan penerbitan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, sehingga setiap program memiliki landasan hukum yang kuat dan dukungan yang berkelanjutan.

Diskusi ini tidak hanya mengevaluasi pencapaian Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan peran penting sastra dalam identitas kebangsaan dan ekspresi kebudayaan. Dengan membahas isu-isu yang kompleks dan mendalam, diskusi ini menjadi panggung penting dalam merumuskan langkah-langkah konkrit untuk memajukan status Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia yang hidup dan berdampak. XPOSEINDONESIA / Ihsan

More Pictures

Laura Prinsloo Bangun, Focal Point Jakarta City of Literature, memberikan paparan yang mengungkap proses pemilihan Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia oleh UNESCO dan manfaat yang telah diperoleh kota ini sejak dianugerahi status tersebut.
Laura Prinsloo Bangun, Focal Point Jakarta City of Literature, memberikan paparan yang mengungkap proses pemilihan Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia oleh UNESCO dan manfaat yang telah diperoleh kota ini sejak dianugerahi status tersebut.
Sesi tanya jawab menjadi momen interaktif yang menarik dalam diskusi publik tentang Jakarta City of Literature. Pertanyaan dari para audiens mencerminkan keragaman pandangan dan keingintahuan yang mendalam terhadap status Kota Sastra Dunia Jakarta, memberikan wawasan tambahan dan memperkaya diskusi.
Sesi tanya jawab menjadi momen interaktif yang menarik dalam diskusi publik tentang Jakarta City of Literature. Pertanyaan dari para audiens mencerminkan keragaman pandangan dan keingintahuan yang mendalam terhadap status Kota Sastra Dunia Jakarta, memberikan wawasan tambahan dan memperkaya diskusi.
Diskusi publik bertajuk "Jakarta City of Literature: Sekadar Status atau Serius Dihidupi?" di Teater Wahyu Sihombong Taman Ismail Marzuki (TIM) menjadi wadah penting untuk mengevaluasi peran dan implementasi Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia, dengan melibatkan narasumber terkemuka dan diskusi yang mendalam.
Diskusi publik bertajuk “Jakarta City of Literature: Sekadar Status atau Serius Dihidupi?” di Teater Wahyu Sihombong Taman Ismail Marzuki (TIM) menjadi wadah penting untuk mengevaluasi peran dan implementasi Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia, dengan melibatkan narasumber terkemuka dan diskusi yang mendalam.
Alex Sihar Staff Khusus Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI), menyoroti pentingnya integrasi penetapan Kota Sastra Dunia ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan dalam memajukan industri sastra di Jakarta.
Alex Sihar Staff Khusus Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI), menyoroti pentingnya integrasi penetapan Kota Sastra Dunia ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan dalam memajukan industri sastra di Jakarta.

Must Read

Related Articles