Sementara itu, TB Silalahi yang didaulat memberi sambutan mengatakan, pihaknya setiap tahun menggelar perlombaan seni budaya di Kompleks TB Silalahi Center untuk merangsang anak-anak sekolah serius mempelajari tor-tor sebagai tari klasik Batak Toba, lomba mangandung, marhasapi dan lain sebagainya yang merupakan warisan leluhur Batak yang sudah jarang dipertunjukkan.
“Budaya harus tetap dilestarikan dan dikembangkan sebagai jati diri. Selain itu bisa jadi potensi besar meningkatkan kepariwisataan yang ujung-ujungnya meningkatkan pendapatan masyarakat maupun pemerintah. Jadi pelestarian budaya yang efektif harus dibudayakan sejak usia dini agar menjadi kebiasaan,” ujar pak TB.
Secara terpisah, di Lapangan Sisingamangaraja XII, Bupati Tobasa Kasmin Simanjutak bersama unsur pimpinan daerah dan tokoh adat memberikan seperangkat pakaian kebesaran adat Batak Toba kepada Wamen Parekraf Sapta Nirwandar dan Gubsu Gatot Pujo Nugroho di hadapan pengunjung yang diperkirakan panitia mencapai 10 ribu lebih.
Kadis Pariwisata Tobasa Ultri Simangunsong menjelaskan, even FDT hari kedua pada hari Kamis tanggal 18 September antara lain menggelar permainan tradisi seperti marultop dan monsak (pencak silat) Batak, marjalengkat, margala dan martumba serta penampilan kuliner khas dan kreatif dari kawasan Danau Toba.
Malam harinya, FDT juga akan dimeriahkan seni budaya dan Opera Batak berkisah tentang asal mula terjadinya Danau Toba menurut legenda yang dipuncaki penampilan artis lokal dan ibukota, penampilan lawak dan sulap. “Untuk masyarakat diharapkan hadir beramai-ramai menyaksikan tontotan spektakuler yang gratis di Balige,” ujar Ultri. XPOSEINDONESIA Teks dan Foto : ANTARA FOTO/Edy Regar
More Pictures