Minggu, Oktober 26, 2025

Bodubuilder Igedz Executioner Tampil di Ajang Bergengsi Netflix “Physical: Asia”

Bodybuilder asal Indonesia, Igedz Executioner, atau nama aslinya I Gede Dharma Susila, tengah menjadi sorotan setelah diumumkan sebagai salah satu peserta dalam ajang kompetisi internasional terbaru Netflix, Physical: Asia. Acara yang tayang perdana pada 28 Oktober ini merupakan versi global dari reality show Korea fenomenal Physical: 100, dan kini berevolusi menjadi pertarungan antarnegara dengan nuansa “Olimpiade fisik” yang megah.

Dalam acara ini, 48 atlet dari delapan negara — Korea Selatan, Jepang, Thailand, Mongolia, Turki, Indonesia, Australia, dan Filipina — bertarung dalam format tim beranggotakan enam orang di bawah bendera nasional masing-masing. Dari para legenda tinju seperti Manny Pacquiao (Filipina), hingga mantan juara UFC Robert Whittaker (Australia), deretan nama besar mengisi ajang ini yang disebut sutradara Jang Ho-gi sebagai “kompetisi bergengsi yang hanya bisa terjadi di Netflix.”

Dari Penonton Jadi Peserta

Bagi Igedz, kesempatan ini terasa seperti mimpi yang terwujud. “Sejak pertama kali menonton Physical: 100, saya langsung punya keinginan — atau mungkin bisa dibilang mimpi — untuk ikut berpartisipasi,” ujarnya dalam konferensi pers virtual yang dihadiri perwakilan dari delapan negara.
“Dan ketika kesempatan itu benar-benar datang, rasanya luar biasa. Saya bangga bisa membawa nama Indonesia dan menunjukkan bahwa kita juga punya kekuatan dan semangat juang yang tidak kalah,” tambahnya sambil tersenyum.

Di acara tersebut, Igedz tampil sebagai kapten tim Indonesia, dan mendapat sambutan meriah ketika namanya diperkenalkan. Dengan tubuh kekar dan otot lengan yang mencolok di layar, ia sempat melambaikan tangan ke arah kamera Zoom yang menampilkan wajah para kapten tim lain dari seluruh Asia.

Tantangan Lintas Budaya dan Fisik

Menurut Igedz, pengalaman syuting di Korea Selatan bersama produksi Netflix merupakan hal yang tak terlupakan. “Kualitas produksinya luar biasa. Segala sesuatunya sangat terorganisasi dan profesional, tapi juga penuh tekanan fisik dan mental,” katanya.
Ia mengaku harus beradaptasi dengan format kompetisi yang sangat ketat, di mana setiap tantangan menguji bukan hanya kekuatan otot, tapi juga daya tahan, strategi, dan kerja sama tim.

Arena tempat pertandingan pun digambarkan sangat epik — dibangun menggunakan 1.200 ton pasir dan 40 ton baja, dengan desain terinspirasi dari arsitektur istana Gyeongbok dan patung mitologis Haetae, simbol perlindungan dan keadilan dalam budaya Korea.

Misi Membawa Merah Putih ke Level Dunia

“Ini bukan hanya soal otot,” ujar Igedz. “Ini tentang kebanggaan nasional. Tentang bagaimana kita, sebagai orang Indonesia, bisa berdiri sejajar dengan para atlet terbaik dari Asia.”
Ia juga berharap keikutsertaannya di Physical: Asia bisa membuka jalan bagi lebih banyak atlet Indonesia untuk tampil di panggung internasional. “Kita punya banyak potensi, banyak talenta luar biasa. Semoga ini bisa jadi awal.”

Dengan Physical: Asia, Netflix menandai babak baru ekspansi global dari waralaba Physical: 100. Setelah versi Asia ini, kabarnya edisi Amerika Serikat dan Eropa tengah dikembangkan. Namun bagi Igedz Executioner, satu hal pasti: perjuangan dan semangatnya telah membawa nama Indonesia masuk ke dalam kompetisi fisik paling bergengsi di dunia — dan itu sendiri sudah merupakan kemenangan.XPOSEINDONESIA Foto : Netflix

para peserta physcal asia foto netflix
para peserta physcal asia foto netflix

Must Read

Related Articles