Selasa, Oktober 7, 2025

Sertifikasi Sommelier Bertaraf Internasional Pertama Hadir di Indonesia

Untuk pertama kalinya, Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan program sertifikasi internasional bagi profesi sommelier melalui Court of Master Sommelier (CMS), lembaga sertifikasi profesi kelas dunia yang menjadi standar tertinggi dalam industri wine dan layanan minuman global.

Kegiatan yang berlangsung pada 4–6 Oktober 2025 di Fairmont Jakarta ini menghadirkan tiga Master Sommelier ternama sebagai pengajar utama: Ronan Sayburn (CEO CMS Europe), Kamal Malik (Master Sommelier pertama dari India), dan Yohann Jousselin (Master Sommelier asal Prancis yang kini berbasis di Hong Kong). Program berlangsung dalam format dua hari workshop intensif dan satu hari ujian akhir yang menguji teori, kemampuan blind tasting, serta keterampilan pelayanan wine secara profesional.

Sebanyak 21 peserta mengikuti ujian ini, terdiri dari 18 sommelier Indonesia dan 3 peserta dari Thailand, Malaysia, dan Singapura. Dalam pengumuman hasil ujian yang disampaikan langsung oleh Master Sommelier Ronan Sayburn, Indonesia mencatatkan prestasi gemilang dengan 9 peserta lulus Introductory Certified Sommelier dan 3 peserta meraih gelar Certified Sommelier. Peringkat tertinggi di level Introductory diraih oleh Muhamad Yusud Breda dari Biko Group, sementara Adam dari Union Group menjadi peraih skor terbaik di level Certified.

Dalam wawancara eksklusif, Ronan Sayburn mengungkapkan bahwa proses pelatihan ini bukan sekadar ujian biasa, tetapi merupakan pengujian ketat terhadap profesionalisme sommelier Indonesia. “Peserta tidak bisa datang tanpa pengalaman. Mereka harus sudah bekerja cukup lama sebagai sommelier, punya pengetahuan industri yang kuat, kemampuan mencicipi wine, serta keterampilan pelayanan yang baik,” ujarnya.

Ronan menjelaskan bahwa selama pelatihan, peserta menjalani hari-hari panjang yang dimulai sejak pukul delapan pagi hingga enam sore, berisi kuliah teori dan sesi mencicipi buta terhadap sekitar 25 jenis wine dari berbagai wilayah dunia, termasuk Prancis, Italia, Spanyol, Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru. “Hari-hari yang panjang dengan banyak teori dan praktik. Kami ingin memastikan mereka memahami semua aspek dunia wine secara mendalam,” tambahnya.

Ia menuturkan, ujian sertifikasi dibagi menjadi dua bagian, teori dan praktik, dengan standar kelulusan minimal 60% untuk masing-masing bagian. “Seluruh peserta berhasil melewati ujian praktik, namun hanya sekitar setengah yang lulus teori. Ini menunjukkan bahwa mereka kuat di keterampilan lapangan, tetapi perlu memperdalam sisi akademis,” jelasnya.

Ronan juga menyoroti tantangan unik yang dihadapi para sommelier di Indonesia. “Klasik wine banyak berasal dari Eropa dan Amerika. Di sana, sommelier bisa langsung mengunjungi kebun anggur untuk belajar secara langsung. Di Indonesia, jaraknya jauh, jadi mereka harus berusaha lebih keras dalam studi mereka,” katanya. Ia juga menekankan pentingnya keseimbangan gender dalam profesi sommelier. “Baik pria maupun wanita punya kelebihan masing-masing. Pria sering lebih fokus pada label dan detail teknis, sementara wanita biasanya lebih lembut dan komunikatif saat melayani tamu. Kombinasi keduanya selalu menghasilkan tim terbaik,” ujarnya.

Sementara itu, Kertawidyawati, Wine Educator sekaligus Founder Widya’s World of Wine dan Jaddi Academy, yang ditunjuk sebagai organizer resmi CMS di Indonesia, menilai pelaksanaan perdana ini sebagai langkah bersejarah. “Senang sekali akhirnya sertifikasi profesi sommelier bisa dilakukan di Indonesia dengan bantuan dari Asia Wine Institute yang dipimpin oleh Tommy Lam, serta para sponsor yang membuat ujian ini bisa terlaksana. Dan saya senang sekali dengan konfirmasi bahwa program ini akan kembali hadir tahun depan dengan cakupan lebih luas mencakup Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand,” ungkap Widya.

Ia menambahkan, tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan pengakuan internasional bagi para sommelier di kawasan Asia Tenggara dan membantu menaikkan standar profesi di industri hospitality Indonesia.

Program ini terselenggara berkat dukungan dari Jaddi Internasional, Indonesia Sommelier Association, Lucaris Crystal, Lotus Food Service, Barton & Guestier, Dimatique Fine Wines, Dwimitra Sukses Perkasa, Pelita Makmur Perkasa, Pantja Artha Niaga, Mitra Indo Maju, dan Teka Group. Setiap peserta memperoleh satu set gelas dari Lucaris Crystal, sementara peserta dengan nilai tertinggi mendapatkan limited glass series eksklusif.

Dengan keberhasilan penyelenggaraan perdana ini, Indonesia kini resmi tercatat di peta dunia sertifikasi sommelier bertaraf internasional, memperkuat posisi industri wine dan hospitality Tanah Air di mata dunia. XPOSEINDONESIA/IHSAN

Must Read

Related Articles