Selasa, Juli 15, 2025

Bitcoin Tembus US$118.000, Dorongan Institusi Keuangan Global Perkuat Tren Kenaikan

Bitcoin kembali mencetak rekor harga baru dengan menembus level US$118.000 per koin, menjadikannya sebagai tonggak bersejarah dalam dunia aset digital. Pencapaian ini didorong oleh adopsi besar-besaran dari institusi keuangan global yang semakin memandang Bitcoin sebagai aset strategis dan tahan inflasi.

Salah satu pendorong utama lonjakan ini adalah akumulasi signifikan oleh perusahaan investasi raksasa seperti BlackRock. Melalui iShares Bitcoin Trust (IBIT), BlackRock kini menguasai lebih dari 700.000 BTC—setara dengan 3,3% dari total suplai Bitcoin yang beredar. Fenomena ini memperkuat dominasi Bitcoin yang saat ini menyumbang sekitar 65% dari kapitalisasi pasar kripto global yang telah mencapai US$3,4 triliun.

“Bitcoin kini bukan hanya dianggap sebagai alat lindung nilai, tetapi juga bagian dari strategi keuangan perusahaan,” ujar Antony Kusuma, Vice President INDODAX. Ia menambahkan bahwa lonjakan harga ini merupakan hasil dari konsolidasi berbagai faktor: regulasi yang semakin terbuka, perubahan kebijakan fiskal global, dan pergeseran persepsi terhadap aset digital.

antony kusuma, vice president indodax
antony kusuma, vice president indodax

Dampak dari tren ini juga terlihat dari performa IBIT yang kini mencatatkan pendapatan tahunan dari biaya pengelolaan yang melampaui ETF S&P 500 milik BlackRock sendiri, IVV. Ini mencerminkan bagaimana aset kripto, khususnya Bitcoin, mulai diperlakukan sebagai kelas investasi utama oleh institusi.

Selain dari Amerika Serikat, perusahaan teknologi asal Inggris seperti The Smarter Web Company juga turut memperkuat kepemilikan mereka hingga 1.000 BTC. CEO perusahaan itu menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan treasury perusahaan berbasis aset digital, sekaligus menginspirasi pelaku usaha lain untuk mengikuti jejak yang sama.

Sementara itu, El Salvador tetap konsisten dalam strategi akumulasi Bitcoin. Negara ini kini memegang lebih dari 6.232 BTC dengan keuntungan belum terealisasi yang melampaui US$400 juta, mempertegas posisi mereka sebagai pelopor adopsi nasional terhadap mata uang kripto.

“Fenomena ini menandakan bahwa adopsi Bitcoin sudah meluas, tidak hanya terbatas pada sektor teknologi atau keuangan, tetapi juga ke tingkat negara,” ungkap Antony. “Bitcoin kini menjadi alternatif yang kuat terhadap tekanan inflasi, ketidakpastian geopolitik, dan instabilitas pasar tradisional.”

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa volatilitas tetap menjadi bagian inheren dari pasar kripto. Setelah sempat terkoreksi ke US$98.200, harga Bitcoin bangkit dan melesat menuju rekor tertinggi pada pertengahan Juli.

“Fondasi pasar saat ini jauh lebih kuat dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Namun kami tetap mendorong pentingnya edukasi, strategi jangka panjang seperti DCA, dan kewaspadaan terhadap euforia pasar,” tutup Antony. XPOSEINDONESIA/IHSAN

Must Read

Related Articles