Kamis, Juli 17, 2025

Menembus Portal Imajinasi: Ragasastra Gunawan dan Dunia “Dimondy” di Artotel Thamrin Jakarta

Dunia seni rupa Indonesia tengah menyambut hadirnya talenta muda penuh imajinasi, Ragasastra Gunawan, yang pada usia 12 tahun telah memikat perhatian publik melalui pameran seni perdananya bertajuk “The Dimondy World: A Leaked Portal”. Bertempat di ARTSPACE, mezzanine floor ARTOTEL Thamrin Jakarta, pameran ini menjadi ruang istimewa bagi lahirnya dunia fiksi bernama Dimondy World, sebuah semesta visual yang lahir dari coretan tangan dan imajinasi liar Raga, sapaan akrabnya.

Berawal dari kebiasaan menggambar secara spontan sejak kecil, Raga menciptakan Mondi, dunia paralel yang dipenuhi karakter, portal dimensi, tangga rahasia, dan lorong-lorong misterius. Semua ini berawal dari eksperimen bentuk dasar seperti diamond dan ketupat yang ia olah menjadi makhluk-makhluk unik dengan kisah masing-masing. Salah satu karya utamanya adalah ilustrasi hitam-putih berjudul “Dimondy World: A Leaked Portal”—padat, bertingkat, dan bertenaga dengan gaya doodle tebal dan struktur modular yang khas.

Saya bikin karakter pertama karena terinspirasi dari YouTuber yang punya karakter sendiri. Dari situ saya ingin punya dunia sendiri juga. Maka lahirlah Mondi,” ujar Raga saat sesi bincang pembukaan pameran.

Perjalanan menuju panggung seni ini tak lepas dari peran keluarga, terutama ibunya, yang sejak awal konsisten mendampingi proses kreatif Raga. Dari obrolan santai dengan kurator dan praktisi seni, sang ibu menyadari bahwa eksplorasi visual Raga perlu diberi ruang, bukan dibatasi. Meski sempat muncul kekhawatiran soal perlu tidaknya pendampingan formal, keputusan akhirnya adalah membiarkan Raga berkembang secara otodidak agar gaya khasnya tetap terjaga.

Titik balik terjadi ketika sang ibu menyampaikan ide pameran kepada Raga. “Motivasinya justru membuat kami, orang tua, ikut terbakar semangatnya,” ujarnya. Sejak saat itu, Raga mulai mengumpulkan karya dengan disiplin. Beberapa karya ia selesaikan hanya dalam sehari, sementara lainnya membutuhkan waktu berminggu-minggu karena kompleksitas bentuk dan narasi.

Pameran ini menjadi lebih dari sekadar selebrasi karya—ia menjadi pintu masuk ke semesta kreatif yang lebih luas. Lewat kolaborasi dengan Bernyawa Platform, karya Raga diterjemahkan ke dalam bentuk yang lebih interaktif dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, mulai dari media fashion, merchandise, hingga platform digital. Karakter ikonik Shimmu dan kawan-kawannya yang lahir dari Dimondy World kini berkembang menjadi IP (Intellectual Property) orisinal Indonesia bertajuk Shimmu and Friends.

Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan menghadirkan produk, melainkan juga menjaga identitas visual dan naratif dari karya Raga. Bernyawa menekankan pentingnya riset dan pendampingan agar karakter-karakter ciptaan Raga tetap otentik dan bebas dari potensi kesamaan dengan IP lain.

Tak hanya di Jakarta, Bernyawa juga mendorong Raga menembus panggung seni internasional. Dalam waktu dekat, ia akan mengikuti kompetisi seni anak di Singapura, serta merancang ekspansi Dimondy World ke berbagai medium baru—dari mural dan buku cerita hingga media digital dan proyek edukatif. Ini adalah bagian dari mimpi besar: menjadikan seni sebagai sarana ekspresi yang membumi dan bermakna.

Dukungan yang Raga terima bukan hanya dari keluarga, tetapi juga dari ARTOTEL Thamrin Jakarta, hotel berkonsep seni yang sejak awal konsisten mendukung seniman lintas usia. Sebagai ruang kreatif yang menghadirkan karya seni kontemporer Indonesia di setiap sudutnya, ARTOTEL tak hanya menjadi tempat menginap, tapi juga galeri hidup. Dengan 107 kamar yang dipadukan dengan karya orisinal, restoran Double Chin, rooftop bar BART, dan ruang pameran ARTSPACE yang terbuka untuk umum tanpa biaya masuk, ARTOTEL menjadi panggung inklusif bagi seni yang berani dan segar seperti karya Raga.

“Melalui pameran ini, kami ingin menunjukkan bahwa setiap ekspresi memiliki tempatnya, bahkan dari tangan anak-anak,” ungkap Fuad Muzakki, General Manager ARTOTEL Thamrin Jakarta. Windi Salomo, Art Director Artotel Group, turut menambahkan, “Dimondy World adalah ekspresi murni yang magis. Ini pengingat bahwa seni bukan soal usia, tapi keberanian mengekspresikan dunia di kepala kita.”

Dalam dunia yang serba cepat dan penuh distraksi, Dimondy World mengajak kita menengok kembali kekuatan imajinasi anak-anak—yang jujur, liar, dan penuh kemungkinan. Lewat karakter-karakter orisinal, gaya visual yang khas, dan dukungan komunitas yang tulus, Ragasastra Gunawan bukan hanya menciptakan karya seni. Ia sedang membangun dunia, satu portal imajinasi dalam satu goresan. XPOSEINDONESIA/IHSAN

“This world is but a canvas to our imagination.”

Must Read

Related Articles