Diskusi Kebangsaan dengan tema “NKRI Harga Mati” diadakan oleh Torang Kawanua Jokowi-Amin (TKJA) di Rumah Bersama Pelayan Rakyat, Sabtu, 23 Februari 2019. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai ganti dari rencana pengadaan deklarasi yang awalnnya disusun bakal digelar pada hari itu.
“Pelaksaaan deklarasi kami undur dan akan jadwalkan ulang. Waktunya akan disesuaikan dengan jadwal dari Pasangan Calon Presiden 01”. Kami akan infokan waktunya dalam satu dua hari ke depan,” ujar Jodie Wenas, Sekjen TKJA.
Pilihan pengadaan diskusi sendiri dilakukan dalam tempo yang relative singkat. “Cuma dalam waktu tiga hari. Kami memilih tema NKRI harga mati, karena kita sedang ada kontestasi. Bukan hanya antara Calon presiden 01 dan 02 , atau antara eks militer dan sipil. Tapi juga pertarungan ideologi, Pancasila melawan ideologi yang bekerja secara transaksional!” lajut Jodie Wenas, yang merasa sangat puas degan hasil diskusi. Semlang pembicara aatara lain Andree Opa Sumua “Masing-masing narasumber sangat menguasai bidang masing-masing,” puji Jodie lagi
Diskusi Kebangsaan dengan Tema NKRI Harga Mati menampilkan Andre Opa Sumual, (Ketua Umum Teman Jokowi), Jefr Tambayong (Ketua Umum FOKAN), Hanny Pantau (Ketua Umum LMI), Taufan Hunneman (Sekjen FORNAS Bhineka Tunggal Ika), Rachel Cicilia Tuerah (Co-Founder Indonesia Center for Public Policy)
Sebagai pembicara awal, Andre memberikan pemaparan menarik soal jargon NKRI Harga Mati. Menurut Andre, kemunculan jargon ini bersamaan dengan munculnya anasir yang mengganggu keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Anasir tersebut, adalah radikalisme dan juga politisasi agama.
Di momen tahun politik ini, ancaman terhadap Indonesia tersebut banyak bermunculan. “Untuk itu, NKRI harus dipertahankan, NKRI harus tetap ada,” ujar Andre.
Andre menegaskan, salah satu cara mempertahankan NKRI adalah mendukung Jokowi-Maruf di Pemilihan Presiden nanti.