Enam designer Indonesia yakni Didi Budiarjo, Chossy Latu, Wilson William, Hutama Adi, Priyo Octaviano, Ghea Panggabean mengangkat karya terbaru mereka dengan Batik Indramayu.
Maha karya itu diperlihatan dalam sesi high tea dan fashion show di tengah acara Gebyar Batik Nasional pada 2/8 di Senayan Park, Jakarta Pusat. Kegiatan tersebut diselenggarakan Yayasan Batik Indonesia (YBI) dari 2-6 Agustus memang khusus mengangkat tentang Batik Tulis Camlongan asal Indramayu.
Karya para designer tersebut memperlihatkan Batik Complongan Indramayu bisa menjadi karya fashion yang elegan, mewah, dan berkesan muda.
Motif batik cemplongan mendapat pengaruh dari wilayah Lasem, Rembang dan kawasan pesisir Jawa lainnya ini memiliki motif dengan banyak lengkungan serta garis meruncing, dan biasanya menggambarkan geografis, flora hingga fauna pesisir laut.
“Motif ini dipengaruhi masyarakat tempat batik Camplong berasal, yaitu dari pesisir laut. Kebanyakan profesi mereka adalah nelayan dengan kehidupan yang dekat dengan laut tersebut. Keindahan motif dan kualitas batik ini menjadi representasi seni yang turun-temurun di wilayah Indramayu, Jawa Barat, yang menjadikan batik ini mempunyai keunikan tersendiri,” ujar Diana Satsa Ketua Gelar Batik Nusantara di Senayan Park 2/8.
Coretan Batik Indramayu memiliki ketelitian dan kekuatan tersendiri yang menjadi keunikannya, karena menggunakan teknik complangan, yaitu teknik melubangi kain dengan jarum khusus. Terkadang dapat ditemui lubang di kain batik tersebut karena teknik mencomplang ini. Titik titik tersebut merupakan salah satu Indikasi Geografis bagi batik Indramayu dan membuatnya menjadi ikonik. XPOSEINDONESIA Foto Muhamad Ihsan