Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan kunjungan kerja dan meninjau salah satu pengrajin perak Salim Silver, di Kota Gede, Yogyakarta.
Didampingi pemilik Priyo Salim, pemilik Salim Silver Jewelry, Sandiaga menilai pandemi COVID-19 bisa memacu pelaku ekonomi kreatif khususnya para pengrajin perak untuk meningkatkan skill dari dua hal.
Pertama, adaptasi dengan digitalisasi, mulai dari menjual produk melalui online hingga menciptakan konten.
Kedua, Menparekraf melihat ini sebagai bentuk dari ekonomi yang berkeadilan, karena artisan atau UMKM menyentuh banyak sekali lini kehidupan masyarakat yang terdampak karena COVID-19.
“Tadi saya mendengar cerita pada puncaknya Salim Silver ini membuka lapangan kerja bagi 60 orang, namun sekarang turun menjadi 16 orang. Jadi kita melihat satu peluang baru, terutama di masa depan berkaitan dengan B2C, dari Salim Silver langsung ke customer dengan penciptaan konten-konten yang menarik melalui platform digital. Sehingga bisa membantu menjual hasil dari Salim Silver ini ke target-target pasar yang selama ini belum kita jelajahi,” kata Menparekraf.
Menurut Sandiaga setelah mampu menghadirkan konten menarik, ia ingin membuat sebuah exhibition atau expo berbasis virtual. “Setelah situasi pandemi sudah kondusif kita bisa membawa ke pameran- pameran bertaraf internasional,” ujarnya.
Sebelumnya, Kemenparekraf melalui Deputi Bidang Ekonomi Digital Dan Produk Kreatif telah menginisiasi program Aksilirasi (Aksi Selaras Sinergi), memberikan pendampingan bagi pelaku ekraf dalam menciptakan produk kreatif unggulan di subsektor seni musik, seni pertunjukan, seni rupa, dan penerbitan. Dan Salim Silver Jewelry menjadi salah satu pelaku ekraf di Yogyakarta yang pernah mengikuti program inkubasi Aksilirasi pada tahun 2020.
“Harapan kita program ini bisa tepat sasaran kepada masyarakat yang betul-betul membutuhkan. Dan Salim Silver ini sudah tiga generasi, membutuhkan sekali keberpihakan program pemerintah,” katanya.