Pidato Presiden Prabowo Subianto di Majelis Umum PBB baru-baru ini menegaskan kembali konsistensi politik luar negeri Indonesia: keberpihakan pada kemerdekaan Palestina dan perdamaian dunia. Di hadapan para pemimpin dunia, Presiden menutup pidatonya dengan seruan lantang, “Peace, peace now. Peace immediately.” Sebuah pesan kuat yang menjadi gema sejarah, menandai suara Indonesia untuk kemanusiaan.
Menanggapi hal itu, Menteri Kebudayaan Fadli menyampaikan bahwa dukungan Indonesia terhadap Palestina tidak pernah luntur sejak awal kemerdekaan. “Sejak berdiri, bangsa ini menempatkan dukungan terhadap Palestina sebagai amanat konstitusional sekaligus moral. Dari podium PBB, Indonesia membuktikan bahwa kita hadir bukan hanya sebagai negara anggota, tetapi sebagai bangsa yang berani menegaskan posisi di hadapan dunia,” ujarnya.
Fadli menambahkan, diplomasi budaya menjadi salah satu sarana penting untuk menjaga eksistensi Palestina di tengah tekanan yang dihadapi. “Diplomasi budaya adalah jembatan yang menjaga agar identitas Palestina tetap hidup. Indonesia siap mendukung agar suara budaya, karya seni, dan memori kolektif Palestina terus bergema, meskipun tengah menghadapi penghancuran fisik dan kemanusiaan,” tegasnya.
Dengan demikian, Indonesia tidak hanya menyuarakan dukungan politik, tetapi juga membuka ruang bagi kekuatan budaya untuk berperan dalam perjuangan kemerdekaan dan perdamaian. Melalui jalur budaya, Indonesia ingin memastikan bahwa identitas, sejarah, dan harapan Palestina tetap hidup serta dikenang dunia. XPOSEINDONESIA Foto : Biro Komunikasi Kemenbud