16 Desember silam, 100an Musisi dan Penyanyi tampil pada acara Konser Amal untuk Pemulihan Sumatera. Judul konser adalah 100 Musisi Heal for Sumatera, Charity Concert. Konser yang berlangsung marathon, dari jam 12.00 siang hingga jam 22.00, dilangsungkan di Lippomall Kemang Jakarta Selatan.
Adapun penyelenggara konser ini adalah Iluni UI, berkolaborasi dengan berbagai pihak. Antara lain Kementerian Kebudayaan, BUMN, Ekraf, Yayasan Matauli, Palang Merah Indonesia, Rumah Zakat, Miyara Sumatera, Save the Children, WWF, DSS Sound dan Komunitas-SWARA. Dengan tokoh utama pergerakan ini adalah para penggagasnya, penyanyi Dr. Tompi, aktifis Irma Hutabarat dan “singing-lawyer” Kadri Mohamad.
Diadakan 2 kali sebenarnya. Yang pertama digelar di T-Space Bintaro, pada 7 Desember. Dan dari kedua pergelaran amal tersebut, terkumpullah dana lebih dari 17.100.000.000. Dan menurut Kadri Mohamad maupun Irma Hutabarat, proses pengumpulan dana tetap terbuka hingga sekarang. Masyarakat bisa tetap berpartisipasi, dengan antara lain melakukan transfer ke rekening Iluni UI selain mengirim melalui platform kitabisacom.
Konser pada Hari Selasa 16 Desember, menampilkan berbagai nama artis penyanyi dan musisi, dari berbagai genre musik. Sebuah aksi kepedulian nyata dari kaum musik atas musibah banjir bandang, tanah longsor dan kerusakan alam di beberapa provinsi di Sumatera. Antara lain Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Bencana tersebut kabarnya memakan korban lebih dari seribu penduduk meninggal dunia (versi BNPB), 180-an jiwa masih hilang selain ribuan rumah hancur. Dan hingga saat ini di ketiga provinsi di atas, tercatat masih ada lebih dari 520.000an warga terdampak bencana, yang terpaksa mengungsi.
Konser panjang, dengan jeda saat Sholat Maghrib tersebut menampilkan berbagai nama antara lain Bertha (& Kids), Pinky, Naura Bahri, Neea Rahma, Dian Mayasari, Baruna, Trison Manurung, NiTaTaDi, Trio Boym-Jon Angels-Amank Syamsu, Witri, Mahalini. Lalu juga Alfred Ayal, Candil, Deddy Lisan, Monita Tahalea, Gya Andini, Andre Hehanusa, Rifki Soeria, Ubiet berkolaborasi dengan kelompok Keubitbit, Deddy Dhukun, Ita Purnamasari & Dwiki Dharmawan.
Lalu tampil pula Ikang Fawzi, Eka Deli dan Dirly Dave, Candra Darusman dan Shelomita, Sandro Tobing, Alex Rudiart, Lea Simanjuntak dengan Viky Sianipar. Kemudian ada kolaborasi Mario Ginanjar bersama Dudi Oris, Arsy Widianto dan Yovie Widianto. Ada juga RAN, duo Kristina dan Iis Dahlia, King Nassar, Ikke Nurjanah, Elfa Singers, Ernie Djohan. Tantri dan Arda Hatna, Titi DJ dan Thomas Djorghi, kelompok No Na. David Bayu, Pasto. Anggun, Afgan, Maudy Ayunda, Dira Sugandi & Gerald Situmorang
Sampai grup band seperti Chaplin, Juicy Lucy, D’Masiv, GIGI. Dan grup pengiring Sebagian besar penyanyi, Audiensi Band. Turut tampil, “comeback” seru dari Wakil Menteri Kebudayaan , Giring Ganesha. Selain Irjen Kebudayaan Fryda Lucyana, yang turut tampil. Tak ketinggalan salah satu pemrakarsa acara, Kadri Mohamad yang berduet dengan penyanyi Minang, Nandang Suaidah. Selain banyak nama lainnya.
Gotong royong kaum musik atas nama kepedulian sosial begini, acapkali berhasil diselenggarakan selama ini. Yang bertujuan mengumpulkan dana untuk para korban bencana kerusakan alam di berbagai daerah. Sebuah bentuk empati yang perlu diberikan apresiasi yang tinggi. Dimana seluruh artis dan musisi yang tampil sifatnya pro-bono alias tidak memperoleh fee.
Menurut Kadri Mohamad, dana yang terkumpul akan mereka fokuskan pada dua fase. Yaitu tanggap darurat dan pemulihan khususnya di awal. Direncanakan sekitar 80% dana terkumpul langsung disalurkan pada ketiga provinsi terdampak. Sementara sisa 20% nya, akan didedikasikan untuk pemulihan fisik dan psikososial.
Ditambahkan lagi, mereka menerapkan model distribusi berbasis kebutuhan, dengan pegangan data di lapangan sebagai landasan mendasar dalam menerapkan prioritas bantuan. Mulai dari penyediaan air bersih, sanitasi. Logistik pangan dan non pangan. Termasuk layanan kesehatan darurat, penyediaan dan distribusi obat-obatan.
Mari kita dukung dengan doa bersama, agar badai segera berlalu. Daerah terdampak serta warna masyarakat yang menjadi korban, dapat segera pulih dan kembali ke kehidupan normal seperti biasa. Dan semoga tak ada lagi musibah-musibah sejenis, yang menimpa daerah-daerah lain, di penghujung tahun ini atau di awal tahun mendatang. Dan inshaallah pada kesempatan mendatang berikutnya. XPOSEINDONESIA/dM







