Senin, Oktober 6, 2025

STING, Real… Timeless!

Satu dari sedikit musisi cum penyanyi, yang sukses gemilang dengan menjadi frontline sebuah band. Lantas ternyata karir solonya, semoncer karir musiknya dengan bandnya. Salah satu dari sedikit di antaranya, The Police! Maksudnya adalah tokoh sentral “para polisi” asal London itu, Sting!

Gordon Matthew Thomas Sumner a.k.a Sting, adalah bassis sekaligus penyanyi. Sekalian juga tentu saja primary songwriter, yang mana Sebagian besar karya lagunya di The Police, menjadi lagu-lagu rock yang populer sejagat raya.

Jazz di 1985

Yang kerennya dari Sting, ia memulai karir solonya di 1985. Debut albumnya, The Dream of The Blue Turtles. Album yang dirilis pada Juni 1985 tersebut, didukung beberapa musisi jazz ternama antara lain Brandford Marsalis, Omar Hakim, Kenny Kirkland. Juga didukung pula oleh Darryl Jones. Album tersebut masuk nominasi kategori Best Album of the Year dan Best Pop Vocal Performance Male, pada ajang prestisius, Grammy Awards.

Setelah rilis solo album, nama Sting jadi kian populer, sementara The Police pun menjadi seperti hiatus. Walau kemudian mereka sempat melakukan reuni, diikuti tour dunia, di tahun 2008. Tapi The Police memang hanyalah menjadi “cerita kejayaan masa lalu”.

Tak heran, Sting lantas menjadi penyanyi yang performancenya pada tiap-tiap konsernya. Itu dimanapun dan di seluruh dunia, tetap diburu para fansnya. Persis seperti kejadian pada penghujung September lalu di Singapura. Konsernya yang sebenarnya minim betul publikasi, di seantero kota Singapura yang rasanya tanpa baliho, giant banner. Bahkan di areal sekitar venue konsernya, di Singapore Expo, Kawasan Changi.

Muka-Muka Indonesia

Sting ternyata tetap bernama besar, terbukti tanpa promosi berlebihanpun, penonton memenuhi arena konser. Tak ada kabar mengenai sold-outnya tiket, tapi sejauh pengamatan mata sekeliling venue, bisa dibilang lebih dari 90% seats yang tersedia, terisi penonton. Dan penonton sebagian besar expatriate, alias warga-warga asing non Singapore.

Biasanya banyak juga “muka-muka Indonesia” terlihat, seperti saat konser The Police pada 2008 di Singapore Indoor Stadium. Kali ini, terlihat orang Indonesia ga begitu banyak. Tapi yang jelas, tampaknya para penonton didominasi usia di atas 50-an. Bahkan banyak yang sudah berkepala 6. The Real The Police fans rasanya.

Dan penonton terpuaskan betul dengan konser 2 jam, yang tidak membosankan. Karena dipenuhi hits dari Sting, baik era The Police sampai solo karir panjangnya sejak 1985 itu. Konser digebrak dengan lagu, “Message in The Bottle”, hits milik The Police, dari album Regatta de Blanc (1979). Disambung, “If I Ever Lose My Faith in You” (album solo, Ten Summoners Tales, 1993)

Sting, yang sudah 73 tahun itu, tetap tampil terhitung prima. Sebagian penonton, terutama kaum hawa, tetap melihatnya “still sexy-bassist and, more sexiest while singing”. A timeless musician and singer, yang disambut hangat di setiap konsernya. Begitupun halnya yang terjadi pada konsernya di Singapura itu, yang bertajuk 3.0 Live.

3.0 ternyata diambil dari format “back to basic”. Sebut saja begitulah. Karena Sting tampil dengan fromat persis The Police. 3-pieces. Dengan gitaris, collaboratornya sejak album Ten Summoners Tales, 40an tahun silam, Dominic Miller. Serta drummer “baru”, Chris Maas. Tentu saja sounds beda dengan The Police, tapi aroma kental atawa ingatan penonton jelas terbawa ke The Police.

20-an lagu dibawakan Sting dengan trionya. Termasuk “English Man in New York”, “Shape of My Heart”, “Mad About You”, “Why Should I Cry for You”, “If You Love Somebody Set Them Free”. Bahkan juga, lagu paling nge-dance, “Desert Rose”. Plus seabrek hits The Police lainnya, “Every Breathe You Tke”, “Wrapped Around Your Finger”. “Walking on The Moon”. Sampai “Roxanne” hingga juga “So Lonely”.

Sepanjang konser 23/9 penonton antusias betul, ikut koor nyanyi rame-rame. Bisa dibilang di semua lagu terdengar koor. Tak segan juga penonton bertepuk-tepuk tangan di lagu-lagu tertentu, apalagi bila Sting memang mengajak bertepuk tangan. Bahkan ada penonton yang loncat-loncat segala. Alhasil, memang kegembiraan dimana kepuasaan akan terlampiaskan kerinduan sekian waktu terlampiaskan nyaris sempurna.

Singapura sungguh beruntung, Sting sudi mampir menggelar konser bagusnya. Sayangnya, lagi dan lagi Jakarta terlewatkan. Tapi menonton konser yang nyaman, dari datang hingga pulang, memang bisa ditemui di Singapura. Naik kendaraan umum, macam bis atau MRT, tetap tertib dan nyaman betul.

Hanya di Singapura ya, bukan di Jakarta? Ah, bisa kali dipelajari promotor dan pemerintah local Jakarta, bagaimana mengatur arus datang dan perginya penonton konser, biar tetap tertib, tenang dan nyaman…XPOSEINDNESIA Teks dan Foto dM

still sexy bassist and, more sexiest while singing
still sexy bassist and, more sexiest while singing
sting, yang sudah 73 tahun itu, tetap tampil terhitung prima.
sting, yang sudah 73 tahun itu, tetap tampil terhitung prima.
gordon matthew thomas sumner a.k.a sting
gordon matthew thomas sumner a.k.a sting
konser bintang dunia yang minim publikasi
konser bintang dunia yang minim publikasi

.

Must Read

Related Articles