Abum Mozaik : Saat Ungu Mengurangi Lagu Romantis

- Advertisement -

Di tengah isu band Ungu bubar, lantaran Pasha  (vokalis) mencalonkan diri sebagai Wali Kota Palu  pada Januari 2015 lalu, Ungu  —terdiri dari Pasha, Makki, Onci, Enda, Rowman– justru merilis album baru. Album bertajuk “Mozaik” ini memuat genre musik yang berbeda  dibanding album mereka sebelumnya.


“Genre lagu di sini  tidak biasa kami mainkan, “ ungkap Makki dalam press conference di KFC Kemang, Jakarta, (18/3). “Di sini ada jazz, ska, rock. Prosesnya lumayan berat. Karena  studionya beda-beda, waktunya pun cukup lama,”  Makki menambahkan.

Album ke-12 ini memuat 11 lagu, antara lain ‘Pogo-pogo’, ‘Aku Tau’, ‘Terbaik’, ‘Andai Aku Bisa’, ‘Cududu (All I Wanna Do)’, ‘Hanya Untukmu’, ‘So Beautiful’, ‘Get Up Stand UP’, ‘Berteman Sepi’, ‘Baku Jaga’, dan ‘Segala Puji Syukur’.

Di sini juga termuat keistimewaan  yang belum pernah ada di album Ungu  sebelumnya. Yakni, terdapat tujuh musisi sebagai produser, yakni Irwan Simanjuntak, Ari Aru, Stephan Santoso, Andi Jibron, Denny Chasmala, Andreas Irianto, dan Krishna J. Sadrach.

Menurut Makki, keistimewaan lain terdapat dua lagu yang ada dinyanyikan Pasha lewat kolaborasi dengan penyanyi lain.  Misalnya “Cududu “  (All I Wanna Do) dinyanyikan duet dengan Lala Karmela. Sedangkan lagu “Berteman Sepi” dilantukan bersama penyanyi asal Malaysia, Stacy Angie.

Dalam “Mozaik”  yang dirilis di bawah label Trinity Optima Production ini,  terkesan Ungu mengurangi lagu-lagu romantis, dan menggantinya dengan musik lebih bersemangat.

“Menurut saya musisi  itu emang  rada aneh,”ungkap Pasha.  “Karena kadang kita yang bosen atau pendenger yang bosen ya..  Kalau dulu,  lagu kami  70 romantis 30 beat.  Sekarang cenderung ketuker.  (Temanya  yang sekarang) tentang sakit hati gitu lah,”

Namun begitu, Pasha optimistis  dengan penjualan album “Mozaik”.  Walaupun jenis musik  sekarang bertentangan dengan pendengar setia Ungu, Pasha yakin,  fans akan tetap mendukung dan mengoleksi albumnya. Terlebih  karena mereka bekerja sama dengan Swara Sangkar Emas dalam mendistribusikan album original melalui gerai-gerai KFC.

“Penjualan melalui KFC adalah penjualan terbesar di industri musik karena distribusinya sangat luas dan merata,” kata Kiki, Marketing Manager Trinity Optima.

Kiki juga menggagas  strategi promosi Unggu yang berbeda melalui kompetisi desain sampul album,  untuk rilis dalam edisi terbatas. Pada kepingan yang sudah mulai beredar, sampul album dilengkapi logo baru Ungu. Di samping itu, terdapat pula foto-foto personel Ungu.

“Kami belum pernah punya album yang memuat foto-foto perjalanan saat manggung. Siapa tahu ini album terakhir, kan kami minimal udah punya,” kata Enda, gitaris Ungu menyinggung isu bubarnya  Ungu yang berdiri sejak 1996 itu.

Pernyataan Enda  itu jelas berseloroh. Walau terancam ditinggalkan salah satu pentolannya, Pasha untuk berkarier di  dunia politik, Enda yakin Ungu tidak akan pernah bubar. “Ya enggak mungkin bubar, Ungu kan satu keluarga,” ucap Enda.

Pasha juga menegaskan.  Mozaik bukan album terakhir Ungu. “Kami sudah pastikan akan ada next album, Ungu tidak pernah bubar. Itu sudah bisa kita pastikan,” kata Pasha meyakinkan. XPOSEINDONESIA/NS Foto : Dudut Suhendra Putra

- Advertisement -
- Advertisement -
Exit mobile version