
Film Coto vs Konro akan membawa penonton ke dalam persaingan sengit antara dua keluarga besar penjaja kuliner legendaris Makassar yang bersaing untuk mendapatkan gelar “Penguasa Kuliner Makassar”.
Sinopsis
Di Kota Makassar, “Coto Haji Matto” milik Haji Matto (Luthfi Sato) walau kecil namun sangat terkenal dan ramai dengan pengunjung apalagi knasnya menggunakan racikan resep turun temurun dari nenek moyangnya yang tak ada samanya dengan coto yang lain.
Suatu hari, datanglah Daeng Sangkala (Awaluddin Tahir) yang berniat untuk membeli warung “Coto Haji Matto” dan berniat merenovasi serta mengembangkannya menjadi bisnis franchise Yang besar.
Haji Matto yang idealis menolaknya dengan keras dan langsung mengusir Daeng Sangkala dari warungnya.
Beberapa minggu kemudian, Daeng Sangkala kembali bersama istrinya Lina (Aty Kodong) dan anak anaknya membuka Restoran makanan Konro khas Makassar yang bernama ” Konro Daeng Sangkala” Letaknya tepat di bekas ruko kosong yang berhadapan langsung dengan warung Haji Matto.
Menerapkan strategi promosi yang gencar dan pelayanan maksimal dengan merekrut Rustam ( Pieter Ell) seorang Manajer dan Konsultan yang berpengaiaman meski sedikit licik,l ama kelamaan manuver Konro Daeng Sangkala berhasil membuat pelanggan setia Haji Matto berpindah ke Daeng Sangkala.
Perseteruan keduanya semakin memanas seiring anak mereka Rizal ( Adit Triyuda) dan Sara (Nielam Amir) yang mulai saling mendekat meskipun Rizal sebenarnya punya misi khusus dari Daeng Sangkala.
Ditangan Sutradara Irham Acho Bahtiar, Coto vs Konro mengusung cerita ringan namun sarat makna, menggabungkan kisah persaingan, persahabatan, dan nilai-nilai budaya lokal.
Skenario yang ditulis oleh Ferdy K. berhasil menciptakan alur cerita yang tak hanya mengocok perut tetapi juga mengharukan.
Film Drama Komedi ini menekankan pesan moral yang kuat dalam, yakni pentingnya bersaing secara jujur dan menghindari cara-cara tidak etis. Menurut sang sutrdara, syuting film ini sudah dilakukan sejak tahun 2018, “sempat pandemi, dan editingnya terhenti.”
Dalam cerita film yang diproduksi DCU Production dan Rumah Semut Film ini, penonton akan diajak untuk memahami bahwa integritas dalam berbisnis dan menjaga moralitas adalah hal utama, meskipun persaingan sangat ketat.
“Film ini memang tidak fokus ke makanannya. Sebenarnya, makanan hanya sebagai saksi bisu. Konfliknya ada pada pengusaha-pengusahan ini dan juga tentang kisah keluarga,”ungkap Irham Acho Bahtiar.
Film Coto dan Kondro menjadi semakin kuat lataran dibintangi Luthfi Sato, Awaluddin Tahir, Aty Kodong, Pieter Ell, Adit Triyuda, Nielam Amir, Andi Naufah Patadjangi, Anjas Chambank, Goenawan Monoharto, Zakaribo, Musdalifah Basri, Febby Putri Nilam Cahyani, Dodi Mahuze, Eddy Lagos, Ical Kate, Dani Brekelle, Ria Luthfi, Daeng Uki Nugraha, Chant Chiko Juwita, Bahar Merdu, Yuni Anggraeni, Muhammad Fahrul, Muis Ceska, Vanessa Hie.
Film Coto dan Condri bakal tayang di bioskop 6 Februari 2025.. XPOSEINDONESIA Foto dan Teks Dudut Suhendra Putra