Tiga bulan sejak resmi dipasarkan di Indonesia, iPhone 17 Series mengalami perjalanan yang tidak sepenuhnya mulus, namun justru berujung pada lonjakan minat pasar. Produk terbaru dari Apple ini sempat menuai perbincangan negatif di awal kehadirannya, terutama terkait isu bodi yang dianggap lebih mudah lecet dibanding generasi sebelumnya. Namun seiring waktu, persepsi tersebut perlahan berubah, dan kini iPhone 17 Series justru menjadi salah satu smartphone paling diburu menjelang akhir 2025.
Pada minggu-minggu awal penjualan, media sosial dan forum teknologi ramai membahas keluhan pengguna terkait material bodi baru yang disebut lebih rentan terhadap goresan halus. Beberapa video uji ketahanan beredar luas dan memicu kekhawatiran calon pembeli, terutama pada varian dengan finishing matte yang menjadi ciri desain iPhone 17. Isu tersebut sempat membuat sebagian konsumen menahan diri dan memilih menunggu klarifikasi resmi maupun pengalaman penggunaan jangka menengah.
Apple sendiri tidak tinggal diam. Melalui berbagai kanal komunikasi, perusahaan menegaskan bahwa perubahan material pada iPhone 17 Series dilakukan untuk meningkatkan bobot yang lebih ringan serta efisiensi pembuangan panas, tanpa mengorbankan struktur kekuatan rangka. Dalam praktiknya, Apple juga menekankan bahwa penggunaan pelindung tambahan seperti casing dan tempered glass tetap disarankan, sebagaimana generasi iPhone sebelumnya.
Memasuki bulan kedua, narasi mulai bergeser. Ulasan pengguna yang telah memakai iPhone 17 Series dalam keseharian justru menyoroti keunggulan performa, efisiensi baterai, serta peningkatan signifikan pada sektor kamera, khususnya di varian iPhone 17 Pro Max. Chip generasi terbaru yang lebih hemat daya membuat pengalaman penggunaan terasa stabil untuk aktivitas berat, mulai dari gaming, perekaman video resolusi tinggi, hingga multitasking.
Di bulan ketiga, dampaknya semakin terasa di pasar. Permintaan iPhone 17 Series dilaporkan meningkat tajam, terutama menjelang musim liburan dan akhir tahun. Sejumlah distributor resmi dan mitra ritel mencatat stok yang cepat habis untuk warna dan kapasitas tertentu. Fenomena ini menunjukkan bahwa kekhawatiran awal soal bodi mudah lecet tidak cukup kuat untuk menahan minat konsumen, terlebih setelah keunggulan produk dirasakan secara langsung.
Analis pasar menilai lonjakan penjualan ini juga dipengaruhi oleh faktor psikologis konsumen Apple di Indonesia yang cenderung menempatkan iPhone sebagai simbol ekosistem, bukan sekadar perangkat. Integrasi iOS yang semakin matang, dukungan pembaruan jangka panjang, serta reputasi kamera iPhone sebagai standar industri tetap menjadi daya tarik utama yang sulit ditandingi kompetitor.
Kini, tiga bulan sejak peluncuran, iPhone 17 Series justru berada pada fase paling matang dalam siklus penjualannya. Dari yang sempat diragukan karena isu kosmetik, perangkat ini bertransformasi menjadi produk yang kembali dikejar konsumen. Realita tersebut memperlihatkan bahwa dalam pasar teknologi, pengalaman penggunaan jangka menengah sering kali lebih menentukan dibanding kesan awal, dan Apple kembali membuktikan kemampuannya membalikkan opini publik melalui performa produk di lapangan. XPOSEINDONESIA/IHSAN

