Poach’d adalah restoran berkonsep brunch dan coffee house yang baru dibuka pada Januari 2018. Lokasinya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Tepatnya di Gedung Artha Jl Kemang Raya No 11, persis di depan toko buku Aksara. Jika sekali waktu Anda ingin membuat janji meeting atau arisan dari pagi hingga petang, mampirlah ke sana. Suasana kafe menyenangkan. Ruangan terbuka dengan kaca-kaca lebar dan menu makanan yang mengedepankan masakan Eropa, Amerika dan Asia itu cocok di lidah.
Konsep restoran brunch (gabungan kata breakfast dan lunch), berasal dari Melbourne dan Sdyney. “Masyarakat di sana, sudah terbiasa menikmati kelezatan brunch sambil minum kopi fresh yang lezat yang diracik sendiri oleh barista. Bukan kopi sachet!” ungkap Korizma Soraya, Owner dari Poach.
Dan di Jakarta konsep restoran brunch ini mungkin pernah temui. “Tapi konsep brunch di Poach’d sangat berbeda. Kalau di tempat lain hanya buka untuk Sabtu dan Minggu, di sini kami buka setiap hari dari pukul 06.00-18.00 WIB,” ujar Korizma lagi.
Lebih detail lagi, menurut Korizma, konsep resto dan coffee house Poach’d memang berbeda dari bisnis yang berkembang di kawasan Kemang. “Biasanya, bisnis resto di daerah ini identik dengan bisnis nightlife, kami justru terbalik. Kami hanya buka di pagi hari dari pukul 06.00 pagi, kecuali pada bulan Ramadhan, kami buka lebih siang dari pukul 09.00-21.00 WIB,” kata Korizma yang memproyeksikan dalam dua tahun bisnisnya baru terlihat break event point.
Maulana Pandu dari bagian Marketing menyebut, waktu buka resto yang berbeda ini sebagai peluang sekaligus tantangan. “Kami melihat tidak semua orang menikmati nightlife, ada juga yang ingin menikmati harinya dengan normal. Kami menawarkan sebuah peluang, gaya Australia dengan menu makanan dan kopi yang kita berani bilang enak. Dan bukan cuma cocok untuk lidah ekspatriat, tapi juga orang kita pun suka!”
Brunch A La Continental
Menu Makanan yang disajikan menurut Nabil Jaghdour Advisor Head Chef mengadopsi makanan Eropa, Amerika dan Austalia. “Brunch di banyak tempat memang terbiasa disaji saat week end. Tapi kebanyakan orang Austalia, saat bisnis lunch pun mengkonsumsi telur, yang dipadu dengan alpukat dan salad!”
Nabil menyebut menu yang disajikan selalu diupayakan tetap menjaga cita rasa keaslian, seperti dari negeri asalnya. Misalnya menu Spanyol, tetap memakai sosis Chorizo dan nasi Paela dipadu keju roti dan telur, menjadi brunch a la Continental. “Semua beef, lamb, pork yang kami pakai masih import, kecuali untuk daging ayam!” kata Nabil.
Khusus untuk makan siang, Poach’d menyediakan 6 macam hidangan dari 6 negara. Antara lain masakah khas Australia Traffed Pepper Steak, Lamb Tagine dari Marocco dan juga masakan khas Indonesia “Ada Iga Bakar Bumbu Bali lengkap dengan sambal matahnya,“ kata Iwan Fales Sous Chef. “Dan sejumlah sayuran lokal, seperti bayam tetap kita pakai juga!”
Tersedia pula Sandwiches dan Toasties (dari Bahasa slang Australia untuk Toast Bread) dan kid’s corner untuk porsi anak-anak. “Porsi kami terkenal dalam ukuran besar, dan kalau tamu makan tidak habis, biasanya mereka minta dibungkus untuk dibawa pulang!” kata Korizma.
Khusus untuk minuman, Poach’d menyediakan Hot Latte dan Cappuccino yang terbuat dari kualitas biji kopi asli Grade A dari Flores, Toraja dan Brazil. Biji kopi Manual Brew berasal dari beberapa negara di Afrika, seperti Rwanda, Kenya, Ethiopia dan lain-lain. Sementara itu, untuk kopi dingin dan segar terdapat ramuan Creamy Choco Nut, Caramelized Avo Coffee, Espresso Tonic.