Dari Diskusi Wartawan PWI : Gelar Segera Musyawarah Film Nasional, Untuk Atasi Persoalan Perfilman Indonesia

- Advertisement -

Nurman menambahkan, BPI yang dikelola adalah asosiasi asosiasi yang hanya bekerja setahun sekali, saat FFI diselenggarakan. Tapi saat ada keluhan dari anggotanya, seperti para aktor yang mandeg pembayarannya, dan produser yang mumet menghadapi XXI, misalnya. Karena persoalan pembagian dan mendapatkan layar bioskop, BPI ke mana saja? “Harusnya asosiasi asosiasi itu, juga BPI mampu memberikan solusi dan menyelesaikan persoalan itu,” kata Nurman.

Di Hollywood, kata Nurman Hakim lagi, asosiasi perfilmannya tidak seperti asosiasi perfilman di Indonesia yang tidak bertaji. Di AS, asosiasi perfilmannya mampu memberikan fasilitas dan melindungi anggotanya.

“Asosiasi di AS mempunyai kekuatan, melindungi dan mengayomi anggotanya. Sedangkan di Indonesia, asosiasinya kalau ada anggota mempunyai masalah, tidak ada yang membantu, tidak juga BPI,” katanya.

- Advertisement -

Makanya dia bersepakat untuk melakukan perbaikan, salah satunya dengan melakukan musyawarah perfilman Indonesia, yang kemudian, mungkin salah satu hasilnya menghasilkan  satgas perfilman di sana

Dibiarkan Berjuang Sendiri

Lola Amaria, selaku aktris, sutradara dan produser film mengaku banyak mempunyai pengalaman tidak mengenakkan saat meminta layar ke XXI. Karena harus dan selalu berjuang sendirian, sementara BPI sebagai lembaga yang harusnya menjadi payung insan film tidak melakukan apa-apa.

- Advertisement -

Seperti saat ini, dia telah mengajukan mendapatkan layar bioskop ke pihak XXI sejak Mei tahun ini, bahkan sampai akhir Desember 2023 ini, permintaannya mendapatkan layar belum mendapatkan lampu hijau.

“Kita mempunyai BPI yang katanya menangungi kita, tapi mana kiprahnya. Bagaimana kita mau mendapatkan keadilan layar, karena tidak ada sistem yang jelas. Katakan saya mau ngadu ke BPI, tapi BPI bisa apa (menghadapi XXI)”, kata Lola Amaria yang film Exile-nya baru saja mendapatkan Piala Citra pada gelaran FFI 2023.

“Lalu ada persoalan jam kerja dalam proses produksi, siapa yang mampu melindungi aktor, dan kru film, juga pelecehan seksual selama proses produksi. Untuk apa ada BPI kalau tidak mampu berbuat apa-apa,” katanya lagi.

- Advertisement -
- Advertisement -
Exit mobile version