Sebanyak 1.000 tumpeng bekal memeriahkan kegiatan festival kelud yang diselenggarakan di areal gunung api setinggi 1.731 mdpl, Desa Sugihwaras, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
“1.000 tumpeng ini sebagai ucapan syukur atas rejeki yang diberikan selama ini. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai selamatan,” kata panitia acara itu, Suprapto di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, kegiatan festival itu akan diselenggarakan pada Minggu (2/11) di areal Gunung Kelud. Namun, kegiatan itu tidak akan diselenggarakan di puncak, melainkan di “rest area” II yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari puncak gunung.
Suprapto mengatakan, berbagai persiapan sudah dilakukan menyambut acara ini. Seluruh warga desa juga akan dilibatkan, termasuk mengundang sejumlah komunitas untuk berdoa.
Untuk tumpeng, nantinya akan diarak. Peserta yang bertugas membawa tumpeng akan berjalan beriring-iringan, menuju ke lokasi “rest area”. Selain tumpeng besar, juga akan banyak tumpeng dengan ukuran kecil, yang lengkap dengan nasi dan lauknya.
Selain kegiatan 1.000 tumpeng, dalam acara itu nantinya juga akan ada festival budaya serta atraksi kesenian. Semua juga akan dipusatkan di “rest area” II.
Sementara itu, saat ini Gunung Kelud yang pernah erupsi pada Februari 2014 itu, statusnya juga sudah kembali ke status awal, Aktif Normal. Pengunjung bisa datang ke lokasi gunung, melihat langsung kondisi terkini gunung api aktif tersebut.
Bahkan, saat ini, banyak pohon yang sebelumnya mati ataupun meranggas akibat terjangan material vulkanik, sudah mulai bersemi. Jalur ke gunung yang semula tertutup material vulkanik juga sudah dibersihkan, sehingga bisa dengan mudah dilewati kendaraan.
Namun, Kepala Pusat Vulkanologi Bencana Mitigasi (PVMB) Bandung Hendrasto tetap merekomendasikan agar pemerintah daerah segera mengeruk dan membersihkan pasir yang menutupi jalur air (inlet) di kawasan puncak gunung, yang tertutup akibat erupsi Februari 2014.
Pihaknya tidak melarang jika ada pengunjung yang ingin berkunjung ke kawasan Gunung Kelud.
“Kami rekomendasikan segera bersihkan inlet yang sekarang masih tertimbun, sebab bisa menjadi ancaman baru,” ucapnya.
Ia mengatakan, kondisi Gunung Kelud saat ini berubah ke bentuk semula, ada kawahnya. Di kawah itu nanti akan terisi air. Kondisi bisa jadi membahayakan, jika sampai sekarang inlet di kawasan puncak tidak secepatnya dibersihkan dari tumpukan material sisa erupsi Gunung Kelud.
Pihaknya merekomendasikan pembersihan itu secepatnya dilakukan. Terlebih lagi, saat ini sudah akhir Oktober 2014, dan musim hujan segera turun. Dikhawatirkan, jika tidak secepatnya dibersihkan, bisa berdampak buruk.
Selain merekomendasikan membersihkan material vulkanik di inlet, Hendrasto juga merekomendasikan agar jalur menuju kawasan gunung itu juga dibersihkan, serta dilakukan perbaikan, terutama diberi pembatas.
Para pengunjung bisa dipastikan merasa penasaran kondisi gunung itu pascaerupsi, sehingga pemerintah daerah juga harus memperbaiki pembatas yang rusak akibat erupsi. Hal itu dilakukan, agar mereka tidak tergelincir dan terluka, mengingat material banyak terdiri dari pasir.
XPOSEINDONESIA-NS/Sumber dan Foto ANTARA