Ribuan warga Baduy, baik dari kelompok Baduy Dalam maupun Baduy Luar, memadati Kota Rangkasbitung pada Jumat (2/5/2025) dalam rangka melaksanakan tradisi tahunan Seba Baduy. Kedatangan mereka disambut hangat oleh jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kabupaten Lebak di depan Kantor Bupati Lebak.
Tradisi Seba Baduy merupakan bentuk penghormatan dan penyampaian rasa syukur masyarakat Baduy kepada pemerintah daerah, khususnya kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten. Dalam prosesi ini, warga Baduy membawa berbagai hasil bumi seperti palawija, pisang, talas, dan madu hutan yang kemudian diserahkan sebagai simbol persembahan kepada pemimpin daerah.
Tradisi yang telah berlangsung secara turun-temurun ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal, keharmonisan antara masyarakat adat dan pemerintah, serta komitmen menjaga kelestarian budaya di tengah arus modernisasi.
Dalam sambutannya, perwakilan warga Baduy menyampaikan pesan moral untuk menjaga alam, hidup sederhana, dan menjauhkan diri dari perilaku yang merusak tatanan sosial dan lingkungan. Prosesi Seba juga dimeriahkan dengan iring-iringan berjalan kaki dari kampung-kampung Baduy menuju pusat kota Rangkasbitung, menempuh jarak belasan kilometer.
Seba Baduy tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga daya tarik wisata budaya tahunan yang mampu mempererat identitas masyarakat Banten sebagai wilayah yang kaya akan tradisi luhur.
Foto: Xposeindonesia/Dudut Suhendra Putra