Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) mendorong pengembangan talenta muda di bidang kuliner melalui ajang kompetisi bergengsi Master Baker Competition 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi Kemenekraf untuk memperkuat ekosistem talenta kreatif yang mampu menjawab tantangan pasar global.
“Kuliner bukan hanya soal cita rasa, tetapi juga warisan budaya dan identitas bangsa. Melalui kompetisi seperti Master Baker Competition, kita menemukan generasi baru pelaku kuliner kreatif yang berdaya saing tinggi dan mencintai produk dalam negeri,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya saat memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan Master Baker Competition 2025 di Pakuwon Trade Center, Surabaya, Selasa (14/10/2025).
Kompetisi ini terselenggara atas kerja sama Master Baker Indonesia, Cendrawasih Group, dan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Master Baker Competition menjadi ajang nasional untuk mengasah keterampilan dan kreativitas siswa-siswi SMA/SMK sederajat di bidang kuliner, khususnya dalam seni pembuatan roti dan pastry.
Selain mengasah kemampuan, kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan kekayaan kuliner Nusantara sekaligus memperkuat ekosistem ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.
Menteri Ekraf menegaskan bahwa sektor kuliner memiliki potensi besar sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menilai kompetisi ini sejalan dengan Asta Ekraf, khususnya pada klaster Talenta Ekraf, yang berfokus pada penguatan kapasitas sumber daya manusia kreatif.
“Dukungan terhadap kegiatan seperti Master Baker Competition menjadi bagian dari strategi pengembangan talenta dan peningkatan kualitas produk kuliner Indonesia di pasar domestik maupun internasional,” ujar Teuku Riefky.
Kompetisi ini akan dimulai pada 25 Oktober 2025 dengan total hadiah mencapai Rp250 juta. Peserta tidak hanya dituntut menciptakan produk berkualitas, tetapi juga memahami aspek inovasi, keberlanjutan, dan nilai ekonomi dari setiap karya yang dihasilkan.
Direktur Kuliner Kemenekraf Andy Ruswar menambahkan bahwa pengembangan kuliner Indonesia harus berlandaskan pada kreativitas dan keberlanjutan.
“Kami ingin kegiatan seperti ini melahirkan young creative chefs yang tidak hanya mahir mengolah rasa, tetapi juga memiliki visi bisnis dan semangat inovasi,” ujarnya.
Selain kompetisi utama, Master Baker Competition juga menghadirkan baking workshop, food innovation expo, dan networking session yang mempertemukan pelaku industri, akademisi, serta komunitas kuliner. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat rantai nilai industri kuliner nasional, menciptakan lapangan kerja baru, dan membuka peluang ekspor produk kuliner Indonesia ke pasar global.