Demi ASI & Peningkatan Gizi, Kelor Wajib Ditanam di Kabupaten Bandung

- Advertisement -

Camat Ciparay Gugum Gumilar menyampaikan apresiasi kepada HaloPuan yang telah menginisiasi kegiatan melawan stunting di wilayahnya. “Berdasarkan data, prevalensi stunting di Desa Pakutandang ini memang masih masuk kategori tinggi, sehingga sosialisasi ini merupakan bagian dari ikhtiar mengedukasi masyarakat,” katanya. “Apalagi HaloPuan juga menginformasikan bahwa ada strategi yang murah, yakni yang namanya daun kelor.”

Kepala Desa Pakutandang, Suryaji, bahkan menyatakan mulai saat ini dia akan mulai mengonsumsi bubuk kelor. “Dulu dengar daun kelor hanya berususan dengan magis, ternyata sangat banyak manfaatnnya,” ujarnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Bandung Fraksi PDI Perjuangan, Yayat Sumirat, menyampaikan terima kasih kepada Puan Maharani. “Ini salah satu bentuk kepedulian Mbak Puan Maharani kepada Kabupaten Bandung, khususnya masyarakat di Ciparay,” katanya. Dia pun bertekad membawa gagasan daun kelor sebagai solusi makanan tambahan dalam mengatasi stunting ke tingkat kebijakan. “Pak Kadis, tolong hitung anggarannya, kita akan berikan kepada masyarakat yang tidak mampu daun kelor yang sudah diekstrak (menjadi bubuk) dengan cuma-cuma. Nanti kami juga akan ngobrol dengan Dinas Pertanian bagaimana menyediakan bibit daun kelor di seluruh desa di Kabupaten Bandung.”

- Advertisement -

Angka Stunting di Kabupaten Bandung masih tergolong tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi balita stunting di Kabupaten Bandung mencapai 35,2 persen. Laporan-laporan pemberitaan terakhir mengabarkan angka itu mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir akibat dampak pandemi Covid-19. Di Kecamatan Ciparay sendiri, HaloPuan memperoleh data angka stunting sebesar 16,26 persen dan di Pakutandang, sebesar 16,5 persen. Di akhir kegiatan, 200 warga sasaran memperoleh paket makanan tambahan dari HaloPuan, termasuk 400 gram bubuk daun kelor. HaloPuan dan PDI Perjuangan juga membagikan sejumlah bibit kelor kepada perangkat desa dan kader posyandu, agar warga bisa memproduksi sendiri bubuk daun kelor untuk ke depannya XPOSEINDONESIA – Foto : Dudut Suhendra Putra

- Advertisement -
- Advertisement -
Exit mobile version