Pemilihan Abang None (Abnon) Jakarta 2018 dimulai lagi. Khusus Abnon tingkat Jakarta Utara telah terpilih 15 pasang finalis. Mereka lolos setelah melalui serangkaian tahapan penyaringan dari 350 peserta yang mendaftar, dan mengikuti seleksi dari tahap awal.
Kini, 15 pasang finalis Abnon sudah memasuki masa karantina yang dimulai sejak 17 Maret ā 21 April. Mereka wajib berada di karantina di setiap akhir pekan. Pada hari kerja, mereka tetap beraktivitas seperti biasa, baik sebagai mahasiswa maupun karywan. Selama masa karantina, finalis akan dibawa keliling mengunjungi 12 destinasi wisata di Jakarta Utara juga mendapat pembekalan tentang berbagai materi dan keterampila.
Salah satu pemberi materi di hari ke dua karantina adalah Anna Mariana, designer Tenun dan Songket Nusantara, yang baru saja sukses menggelar karyanya di DC Fashion Week, Washington DC pada 25 Februari lalu.
Anna Mariana membawakan makalah bertema serius yakni tentang Sejarah dan Budaya Betawi, sekaligus Pengenalan dan Pengembangan Budaya Kain Tenun dan Songket Betawi. Sebagai Bendahara di Lembaga Kebudayaan Betawi, Anna melihat pemberian materi tentang sejarah yang terhubung dengan kebudayaan Betawi dihadapan finalis Abnon ini menjadi sangat penting.
āGenerasi milenial harus paham sejarah, bahkan bisa dimulai dari pemberian nama kota ini kenapa bernama Jakarta. Sebelum ini Jakarta pernah berganti nama beberapa kali. Dari Sunda Kelapa, berubah Jayakarta, berubah lagi jadi Batavia,ā kata Anna di GOR Sunter, Jakarta Utara, Minggu 17 Maret 2018.
Dalam paparannya, Anna menjelaskan dalam setiap sendi kehidupan orang Betawi terkandung hal yang bernuansa religius. Menyekolahkan anak, misalnya harus ke pesantren. Anak muda wajib hormat pada orang tua. Dalam soal salaman, misalnya, anak-anak diwajibkan mencium tangan orang tua.
āCuma dengan adanya perkembangan jaman, entah kenapa cara bersalaman anak milenial sekarang sudah berubah,ā ungkap Anna sambil meminta Reta, salah satu finalis None untuk memeragakan cara bersalamannya dengan orang tua.
āSalaman dengan Nyak Babe ngak bisa asal nempelin tangan ortu ke pipi atau kening seperti ini. Salaman yang betul adalah membawa tangan orang tua kita untuk dicium! Salaman itu erat berkaitan dengan hubungan emosional. Salaman itu sama dengan minta restu. Ada doa orang tua saat kita bersalaman sebelum ke luar rumah!ā ungkap Anna lagi.
Anna mengajurkan para finalis yang ganteng dan cantik itu, meski setiap menit harus up date di social media, tetap wajib bertanggung jawab dalam melestarikan dan menjalankan nilai budaya Betawi. āKalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa yang akan menjalaninya? Jika dari sekarang tidak dijaga, budaya macam ini akan hilang. Anak-anak kalian bukan hanya tak kenal budaya Betawi tapi tak punya budaya,ā ujar Anna Mariana bersemangat.
Di ujung pertemuan, Anna memberikan beberapa pertanyaan yang wajib dijawab para finalis pada sesi pertemuan berikut. āIni semacam PR, jawabnya nanti. Pertama, Apa tanggung jawab dan komitmen finalis jika terpilih sebagai Abnon Jakut 2018? Kedua buatlah pantun yang menjadi ciri khas dalam kebudayaan Berawi. Ketiga, sejauh mana Abnon mengetahui tentang budaya wastra nasional tenun dan songket Betawi, dan siapa pencetus lahirnya tenun dan songket Betawi!ā kata Anna mengunci pertemuan. XPOSEINDONESIA/NS Foto Muhamad Ihsan