Selasa, April 29, 2025

20 Tahun Berkarya, Reza  Rahadian Kini Lebih Santai Hadapi Kritik

Reza Raha20 Tahun Berkarya, Reza  Rahadian Kini Lebih Santai Hadapi Kritik

Reza Rahadian telah berkiprah 20 tahun di industri film dan kreatif.

 Ia memulai karier pada usia 17 tahun lewat ajang pemilihan cover salah satu majalah remaja yang membuka jalannya memasuki dunia seni peran Indonesia.

Kini, dalam rangka  merayakan 20 tahun berkarier,  Reza menggelar program Refleksi Dua Dasarasa.

Program ini menjadi ruang kontemplasi perjalanan dengan menggandeng sejumlah kreator dan seniman lintas bidang, berisi rangkuman beberapa kegiatan. Antara lain  peluncuran buku, pameran instalasi seni bertajuk Eudaimonia di ArtJog2025, peluncuran film “Pangku” yang menjadi debut perdana Reza sebagai sutradara film panjang, serta kolaborasi lainnya.

Selama melakukan perjalanan  karier di industri film dan kreatif, Reza mengaku berbagai hal telah dihadapinya dan ia mulai belajar dari banyak hal salah satunya soal menghadapi kritik dari masyarakat.

“Kalau dulu mungkin penyikapannya sangat personal, sangat ‘wah’ kayanya gimana banget gitu. Sekarang jadi bahan yang tidak lagi mengganggu pikiran,” ujar Reza dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Senin.

Reza menjelaskan bahwa pada awal karier,  ia memang mudah tersinggung dan terbawa dengan perasaan bila mendapatkan kritik pedas.

 Namun dengan perkembangan serta pengalaman yang ia dapati, kini ia mampu menyikapinya secara dewasa dan santai.

Pria yang telah lima kali menerima Piala Citra dari Festival Film Indonesia (FFI) ini mengakui bahwa kritik dari masyarakat bisa menjadi masukan untuk merefleksikan diri.

“Perjalanan dalam menyikapi itu (kritik) mungkin yang bertambah seiring berjalannya waktu,”  tutur Reza.​​​​​​​

Kata Reza melalui akun instagramnya, “perjalanan dua puluh tahun menuangkan rasa, hati, dan karya dalam berbagai rupa adalah ruang ekspresi yang penuh makna.

Sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada mereka yang selalu mendukung dan membantu mengisi ruangnya sejak hari pertama, hadirlah sebuah Refleksi Dua Dasarasa sebagai wujud syukur dan refleksi akan proses berkarya Reza Rahadian selama 20 tahun.

“Perjalanan 20 tahun menjadi pengingat bahwa kecintaan pada profesi menjadi dasar yang menguatkan. Belajar dari kegagalan juga keberhasilan. Ruang kontemplatif yang melahirkan rangkaian kata-kata sebagai bentuk rasa hormat dan terima kasih pada kontribusi para insan. Hari ini tepat 20 tahun yang lalu saya melangkahkan kaki menuju sebuah set dan berakting sebagai seorang pemeran. Sampai bertemu pada sebuah catatan kecil tentang mereka yang besar artinya bagi perjalanan 2 dasarasa,”tulis Reza dalam akun instagramnya,dian telah berkiprah 20 tahun di industri film dan kreatif.

 Ia memulai karier pada usia 17 tahun lewat ajang pemilihan cover salah satu majalah remaja yang membuka jalannya memasuki dunia seni peran Indonesia.

Kini, dalam rangka  merayakan 20 tahun berkarier,  Reza menggelar program Refleksi Dua Dasarasa.

Program ini menjadi ruang kontemplasi perjalanan dengan menggandeng sejumlah kreator dan seniman lintas bidang, berisi rangkuman beberapa kegiatan. Antara lain  peluncuran buku, pameran instalasi seni bertajuk Eudaimonia di ArtJog2025, peluncuran film “Pangku” yang menjadi debut perdana Reza sebagai sutradara film panjang, serta kolaborasi lainnya.

Selama melakukan perjalanan  karier di industri film dan kreatif, Reza mengaku berbagai hal telah dihadapinya dan ia mulai belajar dari banyak hal salah satunya soal menghadapi kritik dari masyarakat.

“Kalau dulu mungkin penyikapannya sangat personal, sangat ‘wah’ kayanya gimana banget gitu. Sekarang jadi bahan yang tidak lagi mengganggu pikiran,” ujar Reza dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Senin.

Reza menjelaskan bahwa pada awal karier,  ia memang mudah tersinggung dan terbawa dengan perasaan bila mendapatkan kritik pedas.

 Namun dengan perkembangan serta pengalaman yang ia dapati, kini ia mampu menyikapinya secara dewasa dan santai.

Pria yang telah lima kali menerima Piala Citra dari Festival Film Indonesia (FFI) ini mengakui bahwa kritik dari masyarakat bisa menjadi masukan untuk merefleksikan diri.

“Perjalanan dalam menyikapi itu (kritik) mungkin yang bertambah seiring berjalannya waktu,”  tutur Reza.​​​​​​​

Kata Reza melalui akun instagramnya, “perjalanan dua puluh tahun menuangkan rasa, hati, dan karya dalam berbagai rupa adalah ruang ekspresi yang penuh makna.

Sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada mereka yang selalu mendukung dan membantu mengisi ruangnya sejak hari pertama, hadirlah sebuah Refleksi Dua Dasarasa sebagai wujud syukur dan refleksi akan proses berkarya Reza Rahadian selama 20 tahun.

“Perjalanan 20 tahun menjadi pengingat bahwa kecintaan pada profesi menjadi dasar yang menguatkan. Belajar dari kegagalan juga keberhasilan. Ruang kontemplatif yang melahirkan rangkaian kata-kata sebagai bentuk rasa hormat dan terima kasih pada kontribusi para insan. Hari ini tepat 20 tahun yang lalu saya melangkahkan kaki menuju sebuah set dan berakting sebagai seorang pemeran. Sampai bertemu pada sebuah catatan kecil tentang mereka yang besar artinya bagi perjalanan 2 dasarasa,”tulis Reza dalam akun instagramnya. XPOSEINDONESIA Foto Instagram officialpilarez

Must Read

Related Articles