Sejumlah warga keturunan Tionghoa melakukan Sembahyang malam pergantian Tahun Baru Imlek 2576/2025 (Ular Kayu) di kawasan Kelenteng Hian Thian Siang Tee Bio, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2025) malam.
Malam Imlek sering dianggap sebagai malam yang penuh energi positif, sehingga banyak orang memanfaatkannya untuk berdoa dan mengirimkan harapan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Sembahyang di Vihara pada malam Imlek memiliki makna spiritual dan budaya yang sangat dalam bagi umat Buddha, Tao, dan Konghucu. Lantas apa maknanya sembahyang tersebut?
Ungkapan Rasa Syukur
Malam Tahun Baru Imlek adalah momen untuk berterima kasih kepada para Dewa, Bodhisattva, dan leluhur atas berkah, kesehatan, dan keselamatan sepanjang tahun yang telah berlalu.
Memohon Berkah di Tahun Baru
Umat berdoa agar tahun yang baru membawa keberuntungan, kesehatan, rezeki, dan kebahagiaan. Mereka juga berharap dijauhkan dari kesialan dan hal-hal negatif.
Menghormati Leluhur
Banyak umat juga berdoa untuk arwah leluhur mereka sebagai bentuk penghormatan dan bakti, memohon kedamaian bagi mereka di alam sana.
Membersihkan Diri dan Hati
Sembahyang di Vihara juga menjadi kesempatan untuk introspeksi dan penyucian diri, meninggalkan keburukan di tahun yang lama dan memulai tahun baru dengan hati yang bersih dan penuh kebajikan.
Menjaga Tradisi dan Kebersamaan
Selain aspek spiritual, sembahyang di Vihara pada malam Imlek juga memperkuat rasa kebersamaan dalam komunitas dan keluarga, menjaga tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Teks NS- Foto : XPOSEINDONESIA /Dudut Suhendra Putra